Melalui DAP, Pemerintah Inggris telah menyediakan dana Rp3,6 miliar untuk mendukung proyek yang meningkatkan akses digital yang terbuka, aman, dan terjamin bagi masyarakat marjinal di Indonesia.
Indonesia telah menghadapi tantangan kesehatan signifikan terkait dengan pandemi, dan dampak bencana alam telah membuat situasi semakin sulit di beberapa daerah. Selama puncak varian Covid Delta pada Juli 2021, pasien di luar Jawa-Bali, terutama di Sulawesi Selatan, berjuang untuk mengakses layanan untuk tes Covid-19, rumah sakit, dan dukungan kesehatan lainnya dari pusat kesehatan setempat karena banyak petugas kesehatan tidak dapat bekerja, terutama saat mereka juga dihadapkan pada situasi dimana mereka harus melakukan isolasi mandiri.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Masyarakat juga perlu memprioritaskan penanganan Covid-19 daripada penyediaan layanan kesehatan rutin. Situasi semakin diperparah di Kota Palu, yang masih dalam status pemulihan pascabencana gempa dan tsunami dahsyat pada 2018.
Sebagian besar daerah juga memiliki fasilitas isolasi yang kurang baik untuk pasien positif Covid-19. Akibatnya, beberapa daerah tidak dapat memberikan layanan perawatan kesehatan dasar untuk pasien tanpa gejala hingga yang bergejala ringan yang perlu melakukan isolasi mandiri di rumah. Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan solusi telehealth kepada petugas kesehatan setempat sehingga mereka dapat memberikan pemantauan Covid-19 dan layanan kesehatan dasar.
DAP Inggris telah bekerja sama dengan Lapor Covid-19 melalui proyek Rumah Sehat Rakyat Virtual (RSR), yang merupakan layanan telehealth komunitas lokal yang memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk memantau individu-individu yang terinfeksi Covid-19. Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan cakupan kesehatan masyarakat di tujuh lokasi, termasuk Sulawesi Selatan yang merupakan daerah yang terkena dampak dari penyakit menular, perubahan iklim dan bencana alam.
Penggunaan layanan RSR tidak dipungut biaya. Mereka yang diterima di RSR menerima kunjungan virtual oleh para petugas kesehatan, memungkinkan mereka untuk diperiksa
dan kemudian diobservasi secara rutin.
Namun, tim RSR tidak menyediakan peralatan kesehatan untuk melakukan kunjungan virtual tersebut. Sebaliknya, sistem RSR memungkinkan dokter dan individu untuk memasukkan data kondisi kesehatan dasar ke dalam sistem data pasien yang aman yang kemudian memberikan skor yang mencerminkan kondisi kesehatan individu.
Pada tingkat promosi-pencegahan, RSR juga menyediakan Pendidikan Kesehatan Masyarakat (CHE) dan Pendidikan Kesehatan Mental Masyarakat (CMHE) secara daring dan reguler ke daerah-daerah yang ditargetkan. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan literasi kesehatan dan melindungi masyarakat, terutama kelompok marjinal, dari risiko-risiko kesehatan, termasuk Covid-19 dan masalah kesehatan mental.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menyebabkan gangguan kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara, termasuk di Inggris. Namun, hal ini juga mempercepat transisi ke solusi digital di banyak industri dan di kalangan masyarakat secara keseluruhan.
Owen menambahkan, salah satu contoh transisi ini adalah dalam perawatan kesehatan, dan organisasi layanan kesehatan telah merespons pandemi Covid-19 melalui adopsi cepat terhadap solusi digital dan alat-alat teknologi canggih, termasuk layanan telehealth.
"Di Indonesia, melalui kemitraan Program Akses Digital kami dengan Lapor Covid-19, RSR merupakan demonstrasi yang sangat baik tentang bagaimana Inggris telah bekerja sama dalam mengembangkan cara-cara baru yang inovatif untuk memberikan dukungan kepada masyarakat rentan dalam mengakses layanan kesehatan. Saya sangat senang bahwa Lapor Covid-19, melalui Program Akses Digital, mengunjungi Sulawesi Selatan untuk lebih memahami bagaimana pemerintah Inggris dapat lebih mendukung inklusi digital di Indonesia Timur," ucap Owen.
"Pemerintah Inggris tetap berkomitmen untuk memastikan berbagai solusi yang telah dikembangkan dan diimplementasikan selama pandemi dapat disempurnakan dan ditingkatkan di masa depan, sehingga setiap individu di seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses dukungan yang tepat, pada waktu yang tepat, dan juga dengan cara yang tepat bagi mereka," sambungnya.
Co-Lead Lapor Covid-19, Irma Handayani mengatakan bahwa, "Kecerdasan buatan, Analisis Big Data, Internet of Things, dan teknologi baru lainnya memberi kami peluang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan dan kecepatan individu untuk dapat mengaksesnya."
"Dengan dukungan DAP, proyek RSR kami menggunakan teknologi digital baru untuk memungkinkan individu dan kelompok masyarakat, terutama kelompok marjinal, mengakses layanan kesehatan jika mereka terkena dampak Covid-19. Kami yakin penggunaan layanan RSR ini juga dapat membantu penanganan Covid-19 yang lebih luas. Misalnya, solusi ini dapat membantu mendeteksi apakah pasien harus menjalani tes PCR atau tidak, dan membantu pasien mengatasi long Covid," tutur Irma.
"Selain itu, bantuan konsultasi RSR ini dapat mengurangi jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit fisik atau penyedia layanan kesehatan lainnya," pungkas dia.
Baca juga: Riset Indonesia-Inggris Prioritas untuk Penanganan Covid-19
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
