Kedua organisasi agama ini dinilai bisa membantu memerangi hoaks, terutama yang membawa-bawa nama agama. Imdadun menegaskan Covid-19 dapat menginfeksi siapapun tanpa pandang bulu, tak peduli dari mana asalnya atau apa agamanya.
"NU dan Muhammadiyah itu dalam beragama tidak ngotot, punya cita-cita tinggi tapi juga mempertimbangkan realita, jadi tidak memaksakan masyarakat untuk mencapai yang ideal, tapi juga mentoleransi ketidakmampuan masyarakat jadi beragama realistis," tutur Imdadun dalam pembukaan webinar Civil Society Melawan Covid-19: Pengalaman Berbagai Negara, Sabtu, 24 Juli 2021.
Menurut Imdadun, provokasi dengan bahasa agama sangat berpengaruh terhadap masyarakat awam. Karenanya, ia menuturkan NU dan Muhammadiyah memiliki kewajiban untuk memberantas provokasi yang tidak benar tersebut.
"Kita wajib untuk memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat," serunya.
Saat ini, kata Imdadun, sedang ramai hoaks bahwa pemerintah anti-Islam karena meminta masyarakat untuk salat di rumah akibat angka infeksi covid-19 yang semakin meningkat. Padahal, kata Imdadun, ada fatwa yang mengesahkan salat Jumat di rumah, atau tidak salat Id di masjid bersama-sama warga lainnya.
"Ini waktunya kita melawan hoaks. NU dan Muhammadiyah penting memberikan pemahaman edukasi kepada masyarakat untuk melawan hoaks," tegasnya.
Baca: Said Aqil: Masih Ada Ulama Besar Suuzan dengan Vaksinasi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id