"Berpikiran terbuka. Ini menjadi salah satu cara penting dan utama dalam menghadapi hoaks," tuturnya dalam Webinar Anak Muda Melawan Hoaks, Ujaran Kebencian, dan Radikalisme di Media Sosial, Selasa, 22 Februari 2022.
Ia menambahkan, dengan berpikiran terbuka, anak muda dapat menerima perbedaan.
Dalam kesempatan yang sama, Co-founder Redaxi, Rut Silalahi juga menuturkan, agar terhindar dari hoaks diperlukan kemauan untuk mencari informasi dari berbagai sumber. Ia juga menambahkan, pentingnya untuk menyaring sebelum membagikan informasi yang didapatkan.
"Jangan hanya percaya satu sumber saja, cari sumber lainnya, dan bandingkan," seru Rut.
Baca juga: Kominfo Basmi 5.361 Hoaks Soal Covid-19
Memang, kata Rut, untuk memeriksa informasi yang diterima hoaks atau bukan memerlukan jalan panjang. "Tapi jika kita ada kemauan, untuk memberantas hoaks, langkah tersebut diperlukan," sambungnya.
Rut menambahkan, masalah hoaks diterima tidak hanya oleh anak muda, tapi generasi senior juga. Anak muda, kata dia, memiliki peran untuk membantu genderasi senior mendapatkan informasi berdasarkan fakta.
"Sayangnya, fact check terhadap informasi hoaks keluarnya cukup lama. Tapi hal tersebut sangat bagus untuk masyarakat menanggapi akan informasi hoaks yang beredar," ujarnya.
Wakil Atase Pers Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta, Nicholas B Geisinger mengatakan, kegiatan webinar ini sangat baik untuk membantu generasi muda Indonesia melawan berita bohong atau informasi yang keliru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News