Ratusan demonstran mendesak mundur PM Thailand Prayuth Chan-ocha di Bangkok, 10 Agustus 2021. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)
Ratusan demonstran mendesak mundur PM Thailand Prayuth Chan-ocha di Bangkok, 10 Agustus 2021. (Lillian SUWANRUMPHA / AFP)

Polisi Thailand Tegaskan Kekuatan Diperlukan untuk Bubarkan Pedemo Anarkis

Marcheilla Ariesta • 11 Agustus 2021 18:03
Bangkok: Kepolisian Thailand menegaskan bahwa penggunaan kekuatan terhadap pengunjuk rasa merupakan tindakan keamanan publik yang perlu dilakukan. Kekuatan yang dimaksud adalah menembakkan gas air mata, meriam air, serta peluru karet untuk membubarkan pedemo.
 
Para pengunjuk rasa menuntut Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha untuk mundur karena dinilai gagal menangani pandemi Covid-19. Mereka marah karena jumlah kematian akibat Covid-19 di Thailand sempat mencapai angka tertinggi sejak awal pandemi.
 
Ribuan pengunjuk rasa melaju dalam konvoi mobil dan sepeda motor di Bangkok. Mereka berhenti di lokasi yang terkait dengan anggota kabinet atau pendukung PM Prayuth.

Menurut polisi, ada sembilan petugas terluka, satu dengan tembakan di kaki. Sementara delapan lainnya terluka karena petasan, batu, dan pecahan peluru dari bom rakitan yang dibuat menggunakan bola pingpong.
 
Setidaknya, dua pos polisi lalu lintas dibakar dan properti publik lainnya dirusak.
 
"Polisi memutuskan menggunakan gas air mata, meriam air, dan peluru karena jika tidak (dilakukan), akan ada lebih banyak kerusakan," kata Kepala Kepolisian Bangkok, Pangkapong Pongpetra dalam konferensi pers, dilansir dari Malay Mail, Rabu, 11 Agustus 2021.
 
Pakapong mengatakan, 48 orang ditangkap termasuk 15 pemuda. Sebanyak 122 sepeda motor juga disita.
 
Lambannya laju vaksinasi Covid-19 di Thailand dan kesulitan ekonomi akibat pembatasan dan penutupan bisnis telah menambah tekanan terhadap pemerintahan Prayuth.
 
"PM Prayut yang otoriter terus mencari, mengalokasikan, dan mendistribusikan keuntungan bagi kelas penguasa, namun membiarkan orang jatuh sakit dan mati," kata seorang aktivis mahasiswa bernama Benja Apan.
 
Gerakan protes yang dipimpin pemuda mendapat dukungan masyarakat luas. Namun sejauh ini, pemerintahan PM Prayuth masih belum bersedia memenuhi tuntutan pengunjuk rasa.
 
Baca:  PM Thailand Cabut Larangan Publikasi Berita Menakutkan Terkait Covid-19
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan