Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN ke-38, Selasa, 26 Oktober 2021. (BPMI Setpres)
Presiden Joko Widodo dalam KTT ASEAN ke-38, Selasa, 26 Oktober 2021. (BPMI Setpres)

Indonesia Rencanakan Forum Kerja Sama Infrastruktur Indo-Pasifik pada 2023

Marcheilla Ariesta • 26 Oktober 2021 17:14
Jakarta: ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) merupakan inisiatif Indonesia yang disetujui oleh negara-negara anggota blok Asia Tenggara tersebut. Presiden Joko Widodo mengatakan, prinsip AOIP sudah sangat jelas.
 
"Saat ini, penting bagi semua negara memberikan perhatian pada implementasi AOIP melalui kerja sama konkret," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pernyataan media usai KTT ASEAN ke-38 dan 39 yang digelar secara virtual, Selasa, 26 Oktober 2021.
 
"Dalam konteks itulah Bapak Presiden menyampaikan rencana Indonesia menyelenggarakan forum kerja sama infrastruktur Indo-Pasifik pada 2023, di masa periode keketuaan Indonesia di ASEAN," lanjutnya.

Dalam pertemuan virtual tersebut, Presiden Jokowi juga menyampaikan pentingnya penguatan lembaga ASEAN di tengah situasi dinamis pandemi Covid-19. Ia mengatakan, saat ini rivalitas antara kekuatan besar juga semakin mengkhawatirkan.
 
"Di saat seperti ini, ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitasnya, agar dapat merespons dinamika yang ada secara efektif. Indonesia ingin ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan," lanjut Menlu Retno.
 
Baca:  Jokowi Dorong Percepatan Vaksinasi di Kawasan Asia Tenggara
 
Untuk penguatan kelembagaan ASEAN, Indonesia mengusulkan High Level Task Force yang akan mulai bekerja tahun depan untuk mengembangkan Visi ASEAN setelah 2025.
 
"Indonesia berharap, pada akhir tahun depan, kita dapat menerima rekomendasi tersebut serta mengambil keputusan untuk penerapannya di 2023," terang Menlu Retno.

Hasil KTT ASEAN Ke-38 dan 39

Dalam KTT ASEAN kali ini, dihasilkan beberapa outcomes document. Pertama, Bandar Seri Begawan Declaration on Strategic and Holistic Initiative to Link ASEAN Responses to Emergencies and Disaster (ASEAN SHIELD).
 
"Perlunya peningkatan pendekatan strategis, holistik, terkoordinasi dan lintas sektoral dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana yang dituangkan dalam ASEAN SHIELD," tutur Retno.
 
Kedua, ASEAN Leaders Declaration on Upholding Multilateralism. Dalam dokumen ini, kepentingan Indonesia adalah penguatan kerja sama multilateral untuk mengatasi tantangan bersama, termasuk selama pandemi covid-19.
 
Ketiga, Terms of Reference for the High-Level Task Force on the ASEAN Community’s Post-2025 Vision and the Roadmap. RI menekankan penguatan institusi dan efektivitas kerja sama ASEAN dalam penyusunan Visi ASEAN Pasca 2025.
 
Keempat, ASEAN Joint Statement on Climate Change to the 26th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC COP-26). Indonesia menekankan pengembangan keterampilan pekerja ASEAN, khususnya dalam peningkatan kompetensi dan produktivitas pekerja ASEAN, yang disepakati dalam ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilience and Agility of Workers for the Future of Work. Ini merupakan inisiatif Indonesia.
 
"Yang kelima, ASEAN Declaration on Promoting Competitiveness, Resilience and Agility of Workers for the Future of Work," pungkas Menlu Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan