Sekelompok pengungsi Rohingya beramai-ramai hendak mengambil bantuan makanan. (AFP)
Sekelompok pengungsi Rohingya beramai-ramai hendak mengambil bantuan makanan. (AFP)

Kaleidoskop Internasional September: 297 Pengungsi Rohingya Diselamatkan di Aceh

Fajar Nugraha • 27 Desember 2020 08:32
Lhokseumawe: Kehadiran pengungsi Rohingya menjadi pemberitaan sepanjang September 2020. Kaleidoskop Medcom memaparkan mengenai kedatangan para pengungsi itu.
 
Sebanyak 297 pengungsi asal Rohingya, Myanmar, terdampar di pinggir pantai Ujong Blang, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, sekitar pukul 00.40 WIB, Senin, 7 September 2020. Wakil Sekjen panglima laut Aceh, Miftach Cut Adek, mengatakan imigran asal Rohingya tersebut terdiri dari anak-anak, wanita, dan pria.
 
"Ratusan pengungsi Rohingya ini menggunakan kapal jenis GT TRN.U 11/00. Mereka terdampar kemudian diselamatkan oleh nelayan ke bibir pantai," kata Miftach saat dikonfirmasi.

Miftach merinci jumlah Rohingya yang terdampar untuk kedua kalinya di pinggir pantai Lhokseumawe tersebut sebanyak 297 orang yakni, 181 perempuan, 14 orang anak-anak dan selebihnya pria dewasa.
 
Namun pada 12 September, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebutkan dari pengungsi tersebut ada tiga orang yang meninggal karena dilaporkan sakit. Menlu pun merevisi jumlah awal pengungsi yang datang dari 297 menjadi 296 orang.
 
"Pada tanggal 7 September 2020, sekitar pukul 01.00 dini hari, Indonesia telah menerima kembali kedatangan 296 migran etnis Rohingya di Gampong Ujong Blang, Kota Lhokseumawe," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam jumpa pers virtual, Sabtu, 12 September 2020.
 
"Lebih lanjut, kami juga memperoleh laporan bahwa terdapat tiga orang pengungsi yang meninggal dunia," imbuhnya.
 
Baca:  Menlu Retno Beberkan Alasan Indonesia Terus Terima Pengungsi Rohingya
 
Ketiga pengungsi itu meninggal ketika tiba di Indonesia. Ketiganya sudah melakukan uji usap dan hasilnya negatif virus korona (covid-19).
 
Berdasarkan pendataan awal, mereka berasal dari kamp di Cox's Bazaar, Bangladesh. Sebanyak 119 orang mengaku telah memiliki status pengungsi dari Lembaga Pengungsi PBB (UNHCR).
 
Saat ini, kata Retno, UNHCR Indonesia tengah melakukan registrasi dan verifikasi terhadap para pengungsi tersebut bekerja sama dengan UNHCR Bangladesh. Para pengungsi etnis Rohingya tersebut ditampung di BLK Meunasah, Lhokseumawe.
 
Isu pengungsi Rohingya selalu dibawa dalam Pertemuan Tingkat Menlu ASEAN (AMM). Retno mengatakan, Indonesia memutuskan untuk menampung sementara para pengungsi atas dasar kemanusiaan.
 
Meski demikian, ia menekankan kembali kepada Pemerintah Myanmar untuk dapat menyelesaikan permasalah ini dari akarnya. Ia mendesak perlunya upaya konkret untuk untuk melakukan repatriasi yang aman, sukarela, bermartabat, dan berkelanjutan ke tempat asal mereka, di Negara Bagian Rakhine.
 
Direktur Hak Asasi Manusia (HAM) Kementerian Luar Negeri, Achsanul Habib mengatakan, isu Rohingya jadi perhatian pemerintah Indonesia. Namun sudah sepatutnya dunia internasional juga bertanggungjawab.
 
Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), Organisasi Migran Internasional (IOM), dan badan organisasi masyarakat lainnya, termasuk Palang Merah Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan