Pada 2018 di bawah pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi, militer Myanmar membeli enam Sukhoi Su-30 dari Rusia, menurut laporan media pemerintah Rusia.
“Data satelit, laporan dari pengintai penerbangan dan sumber tertutup sekarang dengan yakin mengonfirmasi keberadaan setidaknya satu jet di ibu kota yang dibangun militer Naypyidaw,” kata Myanmar Witness, sebuah kelompok pemantau, seperti dikutip dari AFP, Jumat 4 November 2022.
Tidak disebutkan apakah jet tempur itu dalam pelatihan atau diterbangkan dalam misi aktif.
Media lokal sebelumnya telah melaporkan antara empat dan enam pesawat tempur multi-peran kursi ganda telah tiba di negara itu, ditemani oleh pelatih dan teknisi Rusia.
Militer belum mengomentari penjualan atau berapa banyak jet yang ada di Myanmar.
Rusia adalah pemasok senjata utama dan pendukung junta, yang menggambarkan invasi Moskow ke Ukraina sebagai hal yang "dibenarkan".
Pada Oktober, Jane's Defense Weekly mengatakan, telah menerima citra satelit yang menunjukkan helikopter pengangkut serbu Kamov KA-29TB Rusia beroperasi di wilayah Sagaing utara.
“Helikopter itu tampaknya salah satu dari lima yang disetujui militer Myanmar untuk dibeli awal tahun ini,” kata Jane, mengutip sumber-sumber intelijen regional.
Junta sedang berjuang untuk menghancurkan perlawanan setelah merebut kekuasaan tahun lalu.
Pertempuran telah berkobar dengan kelompok-kelompok pemberontak etnis serta ‘Pasukan Pertahanan Rakyat’ anti-kudeta yang lebih baru, dan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh militer melancarkan serangan udara terhadap warga sipil yang merupakan kejahatan perang.
Bulan lalu serangan udara pada konser yang diadakan oleh kelompok pemberontak etnis besar di utara menewaskan sekitar 50 orang, termasuk warga sipil, menurut pemberontak.
Junta mengatakan laporan warga sipil termasuk di antara yang tewas adalah "rumor".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News