Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. Foto: AFP
Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. Foto: AFP

Thaksin Pulang, Thailand Siap Hadapi Hari-Hari Dipenuhi Drama Politik

Fajar Nugraha • 22 Agustus 2023 10:34
Bangkok: Mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra, kembali ke kenegaranya pada Selasa 22 Agustus 2023. Dia pulang setelah 15 tahun di pengasingan dan beberapa jam sebelum parlemen memilih perdana menteri baru.
 
Miliarder itu mendarat dengan jet pribadi di bandara Don Mueang Bangkok pada pukul 9.00 pagi dan disambut oleh ratusan pendukung Kaos Merah yang mengibarkan spanduk dan menyanyikan lagu.
 
Thaksin muncul sebentar dari gedung terminal untuk membungkuk dan memberikan karangan bunga pada potret Raja Maha Vajiralongkorn sebagai tanda penghormatan sebelum melambaikan tangan kepada pendukungnya.

Thaksin Pulang, Thailand Siap Hadapi Hari-Hari Dipenuhi Drama Politik
Thaksin Shinawatra tiba di Thailand. Foto: AFP
 
Mantan pemilik Manchester City itu dibawa pergi oleh para pejabat untuk menghadapi penangkapan atas kasus kriminal lama, dalam tindakan terbaru dalam drama politik yang bergulir di kerajaan tersebut.
 
Anggota parlemen akan memberikan suara pada sore hari untuk melantik taipan bisnis Srettha Thavisin sebagai perdana menteri di kepala koalisi yang dipimpin oleh partai Pheu Thai -- inkarnasi terbaru dari gerakan politik Thaksin.
 
Sebelumnya, sebuah video di Facebook yang diposting oleh saudara perempuannya Yingluck -- seperti Thaksin, yang digulingkan dari kekuasaan oleh para jenderal Thailand -- menunjukkan pria berusia 74 tahun itu berjabat tangan dengan awak pesawat saat ia menaiki jetnya di Singapura.
 
"Hari yang kamu tunggu akhirnya datang," tulis Yingluck.

Penangkapan Thanksin

Thaksin yang berusia 74 tahun sudah dua periode menjabat sebagai perdana menteri dan digulingkan dalam kudeta 2006. Saat ini ia sedang berhadapan dengan hukuman pidana yang sudah ia hindari bertahun-tahun sejak mengasingkan diri ke luar negeri.
 
Hal ini disampaikannya langsung melalui akun medsos pribadinya. “Saya ingin meminta izin untuk kembali tinggal di tanah Thailand dan berbagi udara dengan saudari-saudari saya di sana,” tulisnya di Twitter, pada Senin, 21 Agustus 2023.
 
Dilansir dari The Strait Times, Selasa, kedatangannya dengan jet pribadi akan dijemput oleh pihak polisi Thailand dan langsung dibawa ke mahkamah agung, bersamaan dengan dikeluarkannya surat perintah ditahan.
 
“Kami siap kapanpun dia kembali,” kata Kepala Polisi Thailand Damrongsak Kittiprapas.
 
Polisi saat ini sedang bersiap ‘pasang kuda-kuda’ untuk menghadapi pendukung Thaksin dan anggota partainya yang jumlahnya ditafsir hingga ribuan orang. 
 
Thaksin Pulang, Thailand Siap Hadapi Hari-Hari Dipenuhi Drama Politik
Thaksin menemui para pendukungnya. Foto: AFP
 
Mantan perdana menteri ini divonis bersalah atas empat kasus pidana tanpa kehadirannya meskipun undang-undang pembatasan telah berakhir dalam satu kasus. Total hukuman penjaranya mencapai 10 tahun. 
 
Masih belum jelas durasi hukuman kurungan penjara Thaksin, namun rekan-rekannya berharap hukumannya bisa pindahkan menjadi tahanan rumah walaupun tak ada jaminan untuk itu. 
 
Sepanjang sejarah, Thaksin kerap kali mengingkari janjinya untuk kembali. Baru-baru ini, ia membatalkan rencana kepulangannya pada 10 Agustus dengan alasan pemeriksaan kesehatan. Meski sempat buat cemas, namun semua tanda-tanda yang terlihat kemungkinan besar memastikan ia akan kembali. 

Suara PM

Sementara partai patriarki Thaksin sedang menjalani proses di pemilu, anggota parlemen Pheu Thai akan mempersiapkan pemungutan suara untuk perdana menteri pukul 3.00 sore mendatang. 
 

Optimis, partai itu yakin Srettha akan menang dalam pemungutan suara dengan kedua majelis setelah memenangkan 40 kursi untuk koalisinya pada Senin dengan penyertaan partai palang Pracharat (PPRP) yang terikat dengan militer.
 
Hal itu memerlukan pengelompokan kontroversial mereka, termasuk United Thai Naion yang didukung militer. Mantan partai membuat kudeta 2-14 Prayut Chan-O-Cha menjadi 314 kursi majelis tingkat rendah.
 
Blok itu masih membutuhkan sekitar 60 dari 250 senator yang ditunjuk militer untuk memilih Srettha, menempatkan mereka jauh di atas ambang batas 374.
 
Perselisihan rumit ini terjadi setelah partai Move Forward (MFP) yang progresif melihat pemimpinnya Pita Limjaroenrat disingkirkan oleh kelompok konservatif, karena takut dengan janjinya untuk melakukan perubahan.
 
Menyusul dikeluarkannya MFP dari koalisi pertama, kesepakatah Pheu Thai dengan sejumlah partai yang terikat dengan militer telah menyulut para pendukungnya yang memberikan suara menentang pemerintahan yang didukung militer pada bulan Mei.  (Hillary Sitohang)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan