Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto. Dok. Kemenlu RI
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Foto. Dok. Kemenlu RI

Kasus TPPO Online Scam Makin Marak, 143 WNI Diselamatkan di Filipina

Marcheilla Ariesta • 05 Mei 2023 18:36
Jakarta: Kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di kawasan Asia Tenggara masih terus marak terjadi. Baru-baru ini, tercatat 1.048 orang berasal dari 10 negara, termasuk Indonesia diselamatkan dari aksi TPPO di Filipina.
 
"Pagi ini, saya mendapatkan laporan dari KBRI kita di Manila bahwa otoritas penegak hukum Filipina bekerja dengan perwakilan negara asing di Manila, termasuk KBRI kita, telah melakukan operasi penyelamatan korban online scams. Operasi tersebut berhasil menyelamatkan total 1.048 orang yang berasal dari 10 negara, termasuk dari Indonesia," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 5 Mei 2023.
 
"Korban WNI yang berhasil diselamatkan berjumlah 143 orang," ucap Retno.

Ia menambahkan, KBRI Manila saat ini sedang melakukan pendataan dan akan memfasilitasi repatriasi para korban ke Indonesia.
 
Baca: Perdagangan Orang Bakal Diangkat Jadi Pembahasan di KTT ke-42 ASEAN.

 
"Sekali lagi angka dan apa yang sampaikan mengenai operasi di Manila ini menunjukkan besarnya magnitude dari tindakan kriminal perdagangan manusia yang korbannya adalah warga negara ASEAN," imbuhnya.
 
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha menuturkan, warga negara Asia Tenggara lain yang menjadi korban TPPO online scam di Filipina berasal dari Vietnam, Kamboja, Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan lainnya.
 
Korban paling banyak berasal dari Vietnam dengan 389 orang, Tiongkok 307 orang, Filipina 171 orang dan Indonesia sebanyak 143.
 
"Proses evakuasi belum bisa kami sampaikan karena masih dalam pendataan KBRI Manila," kata Judha.
 
"Tapi kami pastikan 143 WNI kita korban TPPO online scam di Filipina dalam kondisi aman saat ini," ujarnya.

Indonesia akan bahas TPPO di KTT ASEAN

Retno mengatakan, kasus online scams ini sudah menjadi masalah regional dengan korban berasal dari berbagai negara. Untuk korban Indonesia, tercatat berada di Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos dan Filipina.
 
"Sambil terus menangani masalah di hilir, saya ingin mengingatkan kembali pentingnya pembenahan masalah di hulunya. Diseminasi mengenai praktek perdagangan manusia ini perlu terus dilakukan sampai ke tingkat daerah atau bahkan perlu dilakukan sampai ke tingkat desa," ujar Retno.
 
Ia menuturkan, law enforcement (penegakan hukum) harus ditegakkan. Retno menambahkan, jika tidak dilakukan pembenahan di hulu, maka korban akan semakin banyak dari hari ke hari.
 
"Korban perdagangan manusia yang dilakukan melalui online scams semakin marak di Asia Tenggara," ujarnya.
 
"Dan oleh karena itu Indonesia, sebagai ketua ASEAN, berusaha untuk mengangkat isu ini di dalam KTT ke - 42 ASEAN nanti," pungkasnya.
 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan