AIMEP berfokus pada pertukaran dan dialog antarwarga, yang bertujuan untuk menghapus stereotipe, membangun pemahaman yang lebih dalam tentang komunitas dan masyarakat masing-masing, serta mendorong kolaborasi dan hubungan yang langgeng. Delegasi Australia akan mengunjungi organisasi dan lembaga-lembaga penting termasuk Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan Masjid Istiqlal.
"Hubungan antar masyarakat yang terjalin melalui AIMEP membangun pemahaman yang lebih besar antara Indonesia dan Australia dan memperkaya kedua komunitas kita. Ini adalah kesempatan bagi para pemimpin muda untuk merasakan secara langsung kehidupan masyarakat multikultural di Indonesia dan Australia," ujar Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Steve Scott.
Tahun ini, AIMEP kembali berkunjung secara langsung setelah sebelumnya diselenggarakan secara daring pada tahun 2021-22. Delegasi Australia yang berkunjung ke Indonesia bulan ini adalah bagian dari 58 delegasi dari Indonesia dan Australia yang ikut dalam pertukaran virtual tahun 2021-22.
Delegasi Australia 2021 dan alumni program daring AIMEP Dean Mousad mengatakan, "Rasanya sudah lama sekali - 2021 - ketika kami melakukan program daring untuk AIMEP. Alhamdulillah, semuanya menjadi nyata dan kita akan bertemu langsung di Indonesia, insyaAllah. Saya sangat menantikan untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, dan juga berbagi pengetahuan dan pengalaman kami."
Delegasi AIMEP Australia yang berpartisipasi dalam kunjungan ini termasuk para pemimpin komunitas dari Melbourne, Sydney, Perth, dan Gold Coast. Mereka merupakan para pemimpin pemuda, pengusaha, praktisi kesehatan mental, guru, pengacara, dan orang-orang yang bekerja di bidang pemberdayaan perempuan.
Seorang peserta AIMEP Latifa Hamdan mengaku ini pertama kali dirinya berkunjung ke Indonesia. “Saya sangat ingin tahu tentang budaya dan cara hidup warga di Indonesia. Jadi sejujurnya saya sangat bersemangat berada di tengah-tengah semua budaya itu,” ujar Hamdan, saat ditemui di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat 22 September 2023.
“Sungguh indah melihat bagaimana masyarakat Indonesia hidup di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, karena di Australia, keadaannya sangat berbeda jika kita sebagai minoritas,” jelas Hamdan.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru ini mengaku diberkati tinggal di daerah yang populasinya tinggi, masih menemui saat-saat di mana dirinya merasa agak sulit menjelaskan berbagai tindakan sebagai seorang Muslim.
“Menurut saya, yang saya ambil dari perjalanan ini adalah masyarakat Indonesia sangat bersemangat dan saya melihatnya melalui semua organisasi berbeda yang sempat kami kunjungi selama ini, dan saya sangat bersemangat untuk terus menjelajah. Negara yang indah ini karena saya hanya melihat sebagian kecil saja,” imbuh Hamdan.
“Saya tidak sabar untuk menjelajah lebih jauh tidak hanya Jakarta, tetapi juga daerah lain di sekitarnya,” pungkas Latifa Hamdan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News