Menteri Luar Negeri Retno Marsudi paparkan pertemuan Presiden Joko Widodo di KTT APEC. Foto: YouTube Sekretariat Presiden
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi paparkan pertemuan Presiden Joko Widodo di KTT APEC. Foto: YouTube Sekretariat Presiden

Indonesia Input Isu yang Menjadi Kepentingan Negara pada KTT APEC

Marcheilla Ariesta • 20 November 2020 22:18
Bogor: KTT APEC 2020 digelar secara virtual akibat pandemi virus korona (covid-19). Presiden Joko Widodo hadir dalam pertemuan yang dilakukan dengan format baru itu.
 
"Bagi Indonesia, APEC merupakan pertemuan penting mengingat dilakukan di tengah situasi pandemi dan dengan menyaksikan rivalitas di antara negara-negara besar," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi presiden dalam pertemuan tersebut, Jumat, 20 November 2020.
 
Retno mengatakan, ada dua agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni kerja sama penanganan covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi di kawasan, serta dihasilkannya dokumen APEC Putrajaya Vision 2040.

Ia menambahkan, Indonesia berhasil memasukkan beberapa isu yang menjadi kepentingan RI untuk dibahas, antara lain pembangunan sumber daya manusia berkualitas, konektivitas, pemberdayaan UMKM dan perempuan dalam ekonomi digital, serta mengarusutamakan kepentingan Indonesia di bidang investasi, akses perdagangan, dan pengembangan kapasitas.
 
Presiden Jokowi menyampaikan terobosan besar yang dilakukan APEC pada 1994 dinilai masih sangat relevan sampai saat ini.
 
"Antara lain, pentingnya memperkokoh sistem pasar terbuka dan multilateralisme, dan tebalnya spirit saling membantu, bekerja sama untuk mencapai tatanan ekonomi yang menguntungkan semua," ucap Retno.
 
Jokowi, dalam pertemuan itu, mengatakan saatnya APEC membangun kembali komitmen sekuat di Bogor pada 1994 silam. Menurutnya, fondasi kebersamaan yang dibangun di masa lalu cenderung melemah.
 
Ekonomi APEC, kata Retno, mengalami kontraksi PDB hingga 2,7 persen. Tak hanya itu, 74 juta penduduk dunia kehilangan mata pencaharian mereka.
 
"Secara bersama, APEC harus mengembalikan keadaan ini," tegasnya.
 
Karenanya, presiden menyampaikan pentingnya merajut kembali strategic trust untuk kerja sama yang saling menguntungkan. Selain itu, pentingnya mereaktivasi pertumbuhan ekonomi APEC.
 
"Presiden berharap pada 2021 akan terjadi pertumbuhan positif dan upaya harus didorong mulai sekarang, misalnya perjalanan bisnis esensial dengan mengaktivasi APEC Business Travel Card, yang tentunya mengendepankan protokol kesehatan yang disiplin," imbuh Retno.
 
Ia menambahkan rantai pasok, konektivitas, dan digitalisasi ekonomi harus diperkuat. Selain itu, pentingnya mereformasi struktural dan multilateralisme harus terus didorong.
 
Pertemuan ini menghasilkan dua dokumen yang telah disepakati, yakni APEC Putrajaya Vision 2040, serta Kuala Lumpur Declaration.
 
APEC Putrajaya Vision 2040 berfokus pada empat hal, yaitu penguatan sistem perdagangan dan investasi, pengembangan inovasi dan digitalisasi, ketahanan kawasan melalui pertumbuhan kuat dan berkualitas di kawasan APEC, serta semangat penguatan kelembagaan APEC dan penetapan 2040 sebagai batas penetapan visi APEC.
 
Sementara Kuala Lumpur Declaration menekankan komitmen pemimpin ekonomi APEC untuk segera bekerja sama dalam penanganan pandemi dengan memulihkan ekonomi, termasuk memanfaatkan peluang ekonomi, seperti ekonomi digital, dan mendorong pembangunan yang inklusif dan inovatif.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan