Kandidat Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. Foto: AFP
Kandidat Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. Foto: AFP

Capres Filipina Ingin Adanya Kehadiran Militer di Laut China Selatan

Marcheilla Ariesta • 16 Februari 2022 08:16
Manila: Kandidat Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. menginginkan negaranya memiliki kehadiran militer di Laut China Selatan. Ia tidak ingin hanya 'menembaki' kapal Tiongkok tapi mempertahankan perairannya dalam perselisihan wilayah dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.
 
Marcos mengatakan, ia tidak akan memprioritaskan resolusi militer untuk sengketa Laut China Selatan. Namun, akan melanjutkan 'pendekatan yang benar' untuk mengejar kebijakan keterlibatan dengan Beijing.
 
"Alasan mengapa saya berbicara tentang menempatkan kehadiran militer di sana adalah agar pemerintah hadir di sana untuk menunjukkan kepada Tiongkok bahwa kami mempertahankan apa yang kami anggap perairan teritorial kami," seru Marcos.

Laman Malay Mail, Rabu, 16 Februari 2022 melaporkan -,Marcos yang merupakan anak mendiang diktator Filipina,- memimpin dalam jajak pendapat jelang pemilihan 9 Mei mendatang. Ua tampaknya siap untuk melakukan 'pemulihan citra' keluarganya setelah pemberontakan rakyat yang mengakhiri kekuasaan ayahnya.
 
Dalam debat kampanye pertama yang disiarkan televisi, dengan hanya empat dari 10 kandidat yang ambil bagian, Marcos melontarkan gagasannya tersebut.
 
Ia ingin agar kapal angkatan laut atau kapal penjaga pantau di jalur perairan strategis yang disengketakan untuk memungkinakn nelayan menangkap ikan dengan bebas.
 
Sementara itu, upaya Tiongkok atas klaimnya di Laut China Selatan telah menarik keluhan berulang kali dari Filipina, Malaysia, Vietnam, Brunei, dan Taiwan, yang semuanya memiliki klaim di perairan tersebut. Amerika Serikat juga berulang kali mengutuk kebijakan Tiongkok.
 
Pengadilan internasional pada 2016 membatalkan klaim Beijing atas hampir semua Laut China Selatan yang kaya sumber daya dan menjadi rute perdagangan utama. Tapi, Negeri Tirai Bambu enggan mengakui keputusan tersebut.
 
Marcos menggambarkan hubungan Filipina dengan sekutu perjanjian pertahanan lama Amerika Serikat sebagai hubungan khusus dan sangat penting.
 
"Kita harus menjalani garis yang sangat, sangat tipis di antara Tiongkok dan Amerika Serikat," sambungnya.
 
Marcos berhadapan dengan tiga pesaing lainnya dalam debat tersebut. Ada 10 kandidat secara total, tetapi hanya empat pesaing utama lainnya, tidak ada yang hadir.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan