"Tiongkok mengutuk kekerasan yang menyebabkan kerusakan parah dengan kerugian harta benda," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Zhao Lijian, dilansir dari AFP, Jumat, 26 November 2021.
Kerusuhan terjadi karena masyarakat merasa frustasi dengan pemerintah Perdana Menteri Manasseh Sogavare. 'Permusuhan' antara penduduk pulau Malaita dengan pemerintah pusat yang berlangsung lama kembali memanas.
Penduduk Malaita telah lama mengeluh bahwa pulau mereka diabaikan oleh pemerintah pusat. Perpecahan meningkat ketika Sogavare tiba-tiba mengalihkan pengakuan diplomatik ke Tiongkok alih-alih Taiwan pada 2019.
Perebutan pengaruh antara Tiongkok dan Taiwan di Pasifik telah lama diperjuangkan di pulau-pulau yang memiliki komunitas Tiongkok kecil. Kekerasan terbaru di ibu kota Honiara dilaporkan dimulai oleh pengunjuk rasa yang melakukan perjalanan dari Malaita dengan penduduk setempat kemudian bergabung.
Baca: Presiden: Kemitraan ASEAN-Tiongkok Lahir dari Kerja Keras dan Kepercayaan
Bisnis Tiongkok diserang perusuh dan penjarah. Pekan ini, sasarannya adalah wilayah Chinatown di ibu kota.
Zho menegaskan, pembentukan hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Kepulauan Solomon sesuai dengan tren zaman. "Hubungan dengan Tiongkok merupakan pilihan tepat yang dapat bertahan dalam sejarah," ujarnya.
Ia menambahkan, sejak diplomatik terjalin, hubungan keduanya memiliki kemajuan luar biasa. Bahkan kerja sama di berbagai bidang mulai membuahkan hasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id