Aung San Suu Kyi hingga saat ini masih ditahan oleh pihak militer Myanmar. Foto: AFP
Aung San Suu Kyi hingga saat ini masih ditahan oleh pihak militer Myanmar. Foto: AFP

Aung San Suu Kyi Kembali Diadili Atas Tuduhan Penghasutan

M Sholahadhin Azhar • 23 Juni 2021 06:58
Naypyidaw: Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi muncul di pengadilan junta lagi Selasa 22 Juni 2021 diadili atas tuduhan penghasutan. Dia juga diadili karena melanggar pembatasan covid-19 selama pemilihan yang dimenangkan partainya, meskipun akhirnya dikudeta oleh militer.
 
Sebuah protes massal di Myanmar terhadap kudeta militer Februari dihadapkan dengan tindakan keras brutal junta, yang telah menewaskan lebih dari 870 warga sipil, menurut sebuah kelompok pemantau lokal.
 
Baca: Aung San Suu Kyi Tegaskan Tuduhan Kepadanya Sepenuhnya Salah.

Di bawah tahanan rumah dan pengacara tak terlihat beberapa kali hadir di pengadilan, Aung San Suu Kyi telah dikenai serangkaian tuduhan eklektik, termasuk menerima pembayaran emas secara ilegal dan melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial.
 
“Pada Selasa, pengadilan mendengar kesaksian dia melanggar pembatasan covid-19 selama pemilihan tahun lalu yang dimenangkan oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD),” ujar pengacaranya The Maung Maung mengatakan kepada wartawan, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 23 Juni 2021.
 
Pengadilan khusus di Naypyidaw juga mendengarkan kesaksian atas tuduhan penghasutan yang terpisah. Sementara wartawan dilarang mengikuti persidangan.
 
“Aung San Suu Kyi tampak dalam keadaan sehat,” kata The Maung Maung.
 
Pertemuan singkat dengan tim hukumnya telah menjadi satu-satunya saluran ke dunia luar untuk Aung San Suu Kyi -,yang tetap populer di Myanmar,- sejak dia ditahan pada Februari.
 
Pemimpin Junta Min Aung Hlaing telah membenarkan perebutan kekuasaannya dengan mengutip dugaan kecurangan pemilu dalam pemilihan November dan mengancam akan membubarkan NLD.
 
Pengacara Aung San Suu Kyi mengatakan mereka mengharapkan persidangan selesai pada 26 Juli.
 
Tuduhan lain terhadapnya termasuk klaim bahwa dia menerima pembayaran emas secara ilegal dan melanggar undang-undang kerahasiaan era kolonial.
 
Baca: Pasukan Keamanan Myanmar Bentrok dengan Kelompok Antijunta.
 
Pihak berwenang mengatakan, sidang itu dilakukan ketika tentara memerangi milisi sipil antijunta dengan senjata ringan dan granat di kota Mandalay pada Selasa. Sedikitnya empat pengunjuk rasa dan dua personel keamanan tewas.
 
Pertempuran telah berkobar di seluruh Myanmar sejak kudeta Februari ketika orang-orang membentuk "pasukan pertahanan" untuk memerangi tindakan keras militer brutal terhadap perbedaan pendapat, tetapi bentrokan sebelumnya sebagian besar terbatas di daerah pedesaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan