Sebelumnya, 620.000 dosis vaksin AstraZeneca telah tiba di Indonesia dari Inggris pada 2 Agustus. Inggris juga telah mendonasikan USD1,1 juta bagi Indonesia melalui UNICEF untuk pembelian alat-alat kesehatan terutama ventilator.
Inggris menyumbangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, yang diproduksi oleh Oxford Biomedica di Oxford dan dikemas di Wrexham, Wales Utara. Dalam uji klinis kondisi sebenarnya di Inggris, efikasi vaksin Oxford AstraZeneca terbukti sekitar 89 persen efektif dalam mencegah penyakit covid-19 yang bergejala dan 100 persen efektif mencegah penyakit bertambah parah, kebutuhan dirawat di rumah sakit, serta mencegah kematian, 21 hari setelah pemberian dosis pertama.
Hal tersebut menjadikan vaksin ini sebagai salah satu vaksin yang paling efektif yang tersedia saat ini, sebagaimana dapat dilihat dari tingginya permintaan.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan, “Pada sore hari ini, Jumat 8 Oktober 2021 Indonesia kembali menerima dukungan vaksin dari Pemerintah Inggris sebanyak 245.440 dosis AstraZeneca melalui jalur bilateral.”
“Ini adalah pengiriman kedua dukungan Pemerintah Inggris, setelah sebelumnya sebanyak 620 ribu dosis vaksin telah diterima pada 2 Agustus 2021. Hingga saat ini, Indonesia telah menerima dukungan vaksin dari Pemerintah Inggris sejumlah 865.440 dosis,” ujar Menlu Retno Marsudi, dalam keterangan yang diterima dari Kedutaan Besar Inggris.
Vaksin AstraZeneca dari Inggris tiba di Jakarta. Foto: Kedubes Inggris
“Saya ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan Pemerintah Inggris terhadap dukungan dose-sharing vaksin untuk penanganan pandemi covid-19 di Indonesia,” imbuhnya.
“Indonesia menyambut baik keputusan Pemerintah Inggris mengeluarkan Indonesia dari daftar redlist. Keputusan ini merefleksikan situasi covid-19 di Indonesia yang terus membaik dan merupakan tindaklanjut hasil dari pertemuan saya dengan Menlu Inggris di sela-sela SMU PBB tanggal 20 September 2021,” tutur Menlu.
“Semangat solidaritas dan kerja sama semua negara adalah kunci dalam upaya global dalam menangani krisis Kesehatan global dewasa ini,” ucapnya.
