Menteri Perhubungan S. Iswaran ditangkap pada Juli 2023 dan dibebaskan dengan jaminan sehubungan dengan penyelidikan korupsi tingkat tinggi yang jarang terjadi di negara kota tersebut.
Iswaran mengatakan, dia akan mengaku tidak bersalah atas dakwaan yang diajukan oleh Biro Investigasi Praktik Korupsi ketika dia hadir di pengadilan pada Kamis.
Seorang reporter AFP melihat menteri berusia 61 tahun itu meninggalkan pengadilan bersama pengacaranya setelah penampilannya.
Perdana Menteri Lee mengungkapkan tak lama setelah sidang bahwa Iswaran telah mengajukan pengunduran dirinya dari pemerintah, parlemen dan Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa pada 16 Januari setelah diberi pemberitahuan resmi mengenai tuduhan terhadap dirinya.
Iswaran juga berjanji mengembalikan uang yang diterima sebagai bagian dari gaji dan tunjangannya sejak penangkapannya, kata Lee.
“Saya menolak tuduhan dalam dakwaan tersebut dan sekarang akan fokus membersihkan nama saya,” tulis Iswaran dalam surat pengunduran dirinya, yang dipublikasikan di situs kantor perdana menteri, seperti dikutip AFP.
Sebagian besar dakwaan terhadap Iswaran berkaitan dengan korupsi. Namun ia juga menghadapi satu dakwaan menghalangi keadilan.
Di antara tuduhan tersebut, Iswaran diduga menerima tiket acara olahraga terkenal dari taipan hotel Ong Beng Seng, salah satu orang terkaya di Singapura.
Ong ditangkap pada hari yang sama dengan Iswaran pada tahun 2023 dan juga dibebaskan dengan jaminan.
Investigasi korupsi telah mencengkeram Singapura, pusat keuangan global yang terkenal sebagai salah satu negara yang paling sedikit korupsinya di dunia.
Para menteri kabinet diberi gaji yang sebanding dengan mereka yang berpenghasilan tertinggi di sektor swasta untuk mencegah korupsi.
Lee sebelumnya mengakui bahwa PAP yang sudah lama berkuasa telah "mendapat pukulan" setelah serangkaian skandal politik.
Selain penangkapan Iswaran tahun lalu, ada dua anggota DPRD PAP yang mengundurkan diri karena selingkuh.
Sebelumnya, dua anggota kabinet kelas berat diselidiki karena diduga mendapatkan bantuan dalam penyewaan bungalo era kolonial yang luas. Namun kemudian dibebaskan dari segala kesalahan.
Lee menghadapi kritik atas dugaan kurangnya transparansi dalam cara pemerintah menangani skandal tersebut, serta pertanyaan mengenai apakah standar yang ditetapkan oleh para pemimpin pendiri partai telah terkikis.
Skandal-skandal ini terjadi ketika partai tersebut –,yang telah berkuasa tanpa gangguan selama 64 tahun,– bangkit kembali dari hasil pemilu terburuknya pada 2020, ketika perolehan suara rakyat turun dan oposisi memperoleh lebih banyak kursi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News