Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara ASEAN, akibat pandemi virus korona (covid-19). Lebih dari 30 juta orang di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan, dan semua kalkulasi bisnis dan ekonomi harus dihitung ulang.
"Lebih lanjut Presiden menegaskan pentingnya optimisme, karena di tengah kesulitan terdapat kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, dimana banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual," demikian dikutip dari pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri RI.
Potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai USD200 miliar pada 2025, baru dapat dipenuhi jika ASEAN mampu melakukan transformasi digital. Jokowi juga melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN.
Untuk menanggulangi hal tersebut, Jokowi menyampaikan 3 poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.
"Pertama, revolusi digital yang inklusif. Presiden menekankan bahwa akses, keterjangkauan dan kapasitas merupakan 3 kunci utama agar demokratisasi digital dapat berjalan. Dalam kaitan ini, infrastruktur digital yang disertai pengembangan kapasitas SDM perlu untuk dipersiapkan secara matang," imbuh Kemenlu.
Kedua, perlunya ASEAN untuk menjadi pemain besar, dan bukan hanya pasar dalam ekonomi berbasis digital. Presiden Jokowi menyatakan ekonomi digital harus dapat membantu UMKM masuk dalam rantai pasok global, karena UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN.
Sebanyak 89-99 persen dari ekonomi ASEAN. Selain itu, percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perkonomian kawasan.
Ketiga, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif. Dalam hal ini, kata Kemenlu, presiden mendorong penguatan kerja sama Kawasan untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, menciptakan sinergi regulasi perdagangan digital serta kolaborasi kemitraan antara pemerintah dan swasta untuk memperkuat konektivitas kawasan.
Acara ini diselenggarakan Pemerintah Vietnam dan KADIN Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.
Selain Presiden RI, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand serta Perdana Menteri Tiongkok.
ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, akademisi, dan para CEO dari berbagai sektor usaha.
Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha saat ini.?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News