"Keempatnya adalah kasus impor dan tidak ada yang dirawat di rumah sakit," ujar Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) pada Selasa, tanpa menjelaskan dari mana kasus itu berasal, seperti yang dikutip dalam laman The Straits Times, pada Rabu, 26 Oktober 2022.
"Pengamatan dari negara-negara dengan kasus ini menunjukkan bahwa varian BQ.1 dan BQ.1.1 mungkin lebih menular daripada sub-garis keturunan BA.5 sebelumnya. Tetapi saat ini tidak ada bukti bahwa mereka dapat menyebabkan penyakit atau gejala yang lebih parah," tambah MOH.
Subvarian Omicron BQ.1 dan BQ.1.1 pertama kali terdeteksi pada Juli 2022 di Nigeria. Sejak saat itu, kedua subvarian terdeteksi di lebih dari 50 negara.
BQ.1 dan BQ.1.1 merupakan sub-garis keturunan dari varian Omicron BA.5.
Walau keduanya saat ini hanya sebagian kecil dari total kasus Covid-19 di level global, jumlah kasus BQ.1 dan BQ.1.1 baru-baru ini meningkat di beberapa bagian Eropa dan Amerika Utara.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 21 Oktober lalu memperkirakan bahwa kedua subvarian tersebut berkontribusi sekitar 16,6 persen dari jumlah kasus Covid-19 yang beredar di Negeri Paman.
Di hari yang sama, CDC Eropa juga memperingatkan bahwa kedua varian tersebut berpotensi menyebabkan lebih dari setengah infeksi di Eropa antara pertengahan November dan awal Desember mendatang. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Baca: Covid Subvarian XBB Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejala yang Dialami Pasien
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News