Seorang bocah berjalan di reruntuhan sebuah sekolah dan klub bowling di Sanaa, Yaman, 12 Februari 2016. (Foto: AFP/MOHAMMED HUWAIS)
Seorang bocah berjalan di reruntuhan sebuah sekolah dan klub bowling di Sanaa, Yaman, 12 Februari 2016. (Foto: AFP/MOHAMMED HUWAIS)

AS Pertimbangkan Ulang Dukungan Operasi Saudi di Yaman

Arpan Rahman • 14 Desember 2016 16:11
medcom.id, Washington: Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan kembali dukungannya untuk kampanye militer Arab Saudi di Yaman. 
 
Negeri Paman Sam juga telah menghentikan sejumlah rencana penjualan senjata ke negara itu karena korban sipil yang tinggi. Demikian disampaikan para pejabat AS, seperti dikutip Financial Times, Selasa 13 Desember.
 
Pemerintahan Presiden Barack Obama akan mengurangi berbagi laporan intelijen dengan Arab Saudi mengenai serangan udara atas pemberontak Houthi yang didukung Iran.

Seorang pejabat AS mengatakan beberapa kontrak persenjataan dibatalkan, termasuk satu yang terkait dengan senjata canggih berupa amunisi-dipandu-rudal-presisi (PGM), meski Washington masih menjadi salah satu pemasok terbesar senjata ke kerajaan tersebut.
 
Di saat yang sama, para pejabat mengatakan AS akan meningkatkan kerja sama dengan Saudi demi mempertahankan perbatasan mereka dengan Yaman, yang mencakup berbagi informasi tentang potensi ancaman.
 
Keputusan membatasi dukungan militer untuk kampanye Saudi di Yaman menyusul suatu tinjauan yang diluncurkan pada Oktober setelah serangan udara dari koalisi pimpinan Saudi menewaskan 140 orang yang melayat sebuah pemakaman. Banyaknya korban tewas di kalangan warga sipil telah dikritik tajam di Kongres AS.
 
"Kami telah lama mengungkapkan beberapa kekhawatiran yang cukup signifikan tentang tingginya tingkat korban sipil di Yaman," kata Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih. 
 
"Dan banyak korban terjadi akibat dari operasi yang dilakukan oleh koalisi yang dipimpin Saudi di wilayah tersebut," tambahnya.
 
Seorang pejabat senior pemerintah berkata, AS sedang mencari cara untuk menyediakan lebih banyak pelatihan bagi angkatan udara Saudi tentang bagaimana melakukan serangan udara.
 
Para pejabat AS menolak mengungkapkan apa saja kontrak senjata yang telah dibatalkan. Reuters melaporkan bahwa itu termasuk kesepakatan menjual jutaan dolar dari sistem rudal presisi yang diproduksi Raytheon, kontraktor pertahanan AS.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan