Presiden AS Donald Trump terancam dimakzulkan. Foto: AFP
Presiden AS Donald Trump terancam dimakzulkan. Foto: AFP

Pemakzulan Trump, Republik Serbu Ruang Sidang

Arpan Rahman • 24 Oktober 2019 19:36
Washington: Penyelidikan pemakzulan yang dipimpin Partai Demokrat atas Donald Trump tertunda sekitar empat jam. Penundaan setelah sekelompok politisi Partai Republik menyerbu sesi pembuktian tertutup dengan seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS).
 
Anggota parlemen mengatakan langkah itu membahayakan keamanan nasional karena beberapa Republikan membawa perangkat elektronik ke ruang yang terlindung.
 
Wawancara dengan Laura Cooper, seorang pejabat senior yang mengawasi kebijakan Ukraina, dimulai kembali setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas keamanan Capitol.

Anggota parlemen Demokrat, Debbie Wasserman Schultz, mengatakan dia baru saja berjalan ke ruangan ketika anggota parlemen Republik menyerbu melewati petugas polisi Capitol.
 
"Secara harfiah beberapa dari mereka hanya berteriak tentang presiden dan apa yang kita lakukan padanya dan bahwa kita tidak memiliki apa-apa dan hanya semua hal yang mendukung presiden," katanya, disitir dari Sky News, Kamis 24 Oktober 2019.
 
Sejumlah diplomat telah diwawancarai dalam penyelidikan pemakzulan dalam apa yang disebut Fasilitas Informasi Kompartemen Sensitif (SCIF).
 
Ini adalah ruang yang terlindung di mana anggota dapat mendengar informasi rahasia dengan larangan ketat pada perangkat elektronik.
 
Politisi Demokrat, Bennie Thompson, yang mengetuai Komite Keamanan Dalam Negeri, menuduh bahwa Partai Republik "dengan sengaja membawa perangkat elektronik mereka" ke area aman.
 
"Pelanggaran keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya menimbulkan keprihatinan serius" untuk kursi-kursi komite yang memelihara fasilitas-fasilitas aman di Capitol, Thompson menulis dalam sebuah surat kepada keamanan Dewan. Ia meminta tindakan diambil terhadap anggota Kongres yang terlibat dalam pelanggaran tersebut.
 
Senator Lindsey Graham, mengkritik rekan-rekannya dari Partai Republik karena taktik itu, menyebut mereka ‘gila’ untuk "menyerbu di SCIF".
 
Namun, Partai Republik yang ikut serta dalam protes itu tidak tunduk ketika Steve Scalise menuduh Demokrat menjalankan ‘proses gaya Soviet’ yang seharusnya ‘tidak diizinkan di Amerika Serikat’.
 
"Kita tidak akan terganggu," katanya.
 
Setelah deposisi dimulai kembali, Cooper menjelaskan proses pendistribusian bantuan militer dan ditanya apakah langkah yang tepat diikuti di Ukraina, menurut seseorang yang tahu dengan wawancara tersebut.
 
Penyidangan itu hanya sehari setelah seorang diplomat terkemuka AS mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia diberitahu tentang Presiden Trump menahan bantuan militer dari Ukraina kecuali jika presiden negara itu berjanji untuk menyelidiki saingan politiknya, Joe Biden, dan putranya, Hunter.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan