Bertolak pulang dari Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Maduro merespons penyataan Trump yang menyebut bahwa negara Venezuela "kacau" sehingga perlu "dibersihkan dan dirapikan."
"Saya diberitahu bahwa presiden AS sekali lagi menyinggung nama saya. Respons saya adalah, saya cukup berani dan kuat untuk bertemu Presiden Trump, menyapanya dengan penuh rasa hormat dan melakukan dialog tinggi tinggi. Jika kesempatan bertemu itu muncul, saya tidak akan melewatkannya," tutur Maduro, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu 29 September 2018.
"Saya siap bertemu kapan pun. dimana pun, untuk berbicara dan bertatap muka langsung dengannya. Saya tahu jika itu terwujud, maka akan ada banyak perubahan," lanjut dia, di bandara internasional di Maiquetia dekat Caracas.
Baca: Bantu Pengungsi Venezuela, AS Kirim Kapal RS ke Kolombia
Saat di Sidang Majelis Umum PBB, Trump menjelaskan bahwa semua opsi tersaji untuk menyelesaikan kasus Venezuela. Saat ini, Venezuela sedang dilanda krisis ekonomi yang memicu kelaparan di negara tersebut.
Mengenai kemungkinan bertemu Maduro, Trump hanya menyebut akan melihat perkembangan ke depan.
Selasa kemarin, Kementerian Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada Ibu Negara Venezuela Cilia Adela Flores de Maduro. Sanksi juga dijatuhkan kepada Wakil Presiden Delcy Rodriguez.
Menkeu AS Steve Mnuchin berkata bahwa Pemerintah Venezuela secara sistematis merampok sisa kekayaan negara.
pangan dan krisis ekonomi serta politik yang meluas mendorong 2,3 juta orang Venezuela meninggalkan tanah air mereka sejak 2014. Banyak dari mereka pergi ke Kolombia, Ekuador, Peru, dan Chile.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id