Menurut keterangan tiga pejabat senior pemerintahan kepada Reuters, Selasa 27 Juni 2017, sang presiden kini mempertimbangkan menjatuhkan sanksi ke China.
Ketiga pejabat anonim itu mengatakan Trump sudah tidak sabar lagi dengan China, dan kini dirinya pun mempertimbangkan beragam opsi, termasuk menerapkan tarif atas impor baja. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross sempat mengatakan penetapan tarif impor baja adalah bagian dari studi keamanan nasional.
Apakah Trump benar-benar akan mengambil langkah nyata terhadap China masih belum dapat dipastikan. Pada April, Trump menarik ancaman untuk mundur dari Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (Nafta).
Terkait pertimbangan sanksi terhadap China, ketiga pejabat menyebut belum ada konsensus di jajaran internal pemerintahan AS. Yang jelas, tidak akan ada keputusan terkait itu pekan ini.
Industri baja China sudah dikenai aturan anti-dumping dan anti-subsidi. Akibatnya, baja China tidak terlalu berpengaruh di pasar AS.
"Dia (Trump) berusaha melindungi industri Amerika dan pekerja Amerika," kata seorang pejabat AS, mengacu pada janji kampanye Trump pada 2016 untuk mengambil sikap lebih keras dalam perdagangan dengan China.
Terkait masalah ancaman nuklir dan misil balistik Korut, Trump "memberikan China kesempatan untuk membuktikan diri dan membuat perbedaan." Namun, hingga kini Trump belum melihat hasil yang memuaskan.
AS terus mendorong China untuk menekan Korut agar mau menghentikan ambisi nuklir dan misil. Washington menilai Beijing memiliki pengaruh kuat karena merupakan sekutu utama dari Pyongyang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News