Penembakan terjadi pada Minggu 1 Desember 2019, sekitar pukul 03.21 waktu setempat, di sebuah jalanan yang diwarnai deretan hotel di French Quarter.
Laporan awal polisi menyebutkan adanya sebelas korban luka, namun angkanya dikoreksi tak lama kemudian.
Sejauh ini aparat belum melakukan penangkapan apapun, dan motif penembakan juga samar. Namun petugas mengaku telah menginterogasi seorang individu dekat lokasi penembakan.
Kepolisian New Orleans mengaku dapat cepat merespons penembakan ini karena adanya tenaga patroli tambahan di malam Thanksgiving.
"Petugas kami awalnya mengira mereka sedang ditembaki seseorang," kata polisi bernama Shaun Ferguson kepada awak media, dikutip dari AFP.
"Ada begitu banyak orang saat kejadian. Kami belum dapat menentukan siapa yang melepaskan tembakan senjata api saat itu. Kami juga belum tahu bagaimana penembakan itu berawal," sambung dia.
Wali Kota New Orleans LaToya Cantrell menuliskan di Twitter bahwa, "penembakan di Canal Street merupakan sebuah gangguan di tengah momen akhir pekan yang indah."
Sejumlah foto di situs berita Nola memperlihatkan Canal Street yang dipenuhi bulatan kuning polisi penanda selongsong peluru atau bukti lainnya.
Penembakan massal merupakan masalah serius d AS, di mana Amandemen Kedua konstitusi Washington menjamin "hak setiap orang untuk mempunyai dan memegang senjata." Secara rata-rata, kematian akibat kekerasan senjata api di AS menewaskan sekitar 40 ribu orang pada setiap tahunnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News