Massa kesal karena Iran sempat menyangkal bahwa pesawat maskapai Ukraine International Airlines (UIA) itu jatuh akibat terkena misil. Total 176 orang tewas dalam tragedi tersebut.
"Kepada para pemimpin Iran - Jangan Bunuh Demonstran. Dunia dan juga Amerika akan terus mengawasi," tulis Trump di Twitter, dikutip dari AFP, 12 Januari 2020.
Dalam wawancara program "Face the Nation" di media CBS, Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan bahwa Trump masih bersedia menggelar dialog resmi dengan para petinggi Iran. Wawancara berlangsung sebelum Trump menuliskan peringatannya di Twitter.
"Kami bersedia duduk bersama dan berdiskusi tanpa prasyarat apapun. Dialog dibutuhkan agar Iran dapat menjadi negara yang lebih normal," kata Esper.
Saat ditanya mengenai respons AS jika sesuatu terjadi pada pengunjuk rasa di Iran, Esper menjawab: "Presiden tidak berkata apapun mengenai prasyarat. Ia hanya berkata siap bertemu Pemerintah Iran."
Meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran dimulai sejak 3 Januari, usai misil dari pesawat tanpa awak (drone) AS menewaskan jenderal besar Qassem Soleimani dekat bandara di Baghdad, Irak.
Iran membalas kematian Soleimani dengan meluncurkan sejumlah misil ke dua pangkalan AS di Irak pada 8 Januari. Di hari yang sama, Iran tak sengaja menembak jatuh pesawat maskapai UIA dengan nomor penerbangan PS752.
Sementara itu, pengakuan Iran atas tragedi pesawat Ukraina disampaikan setelah Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei memerintahkan jajarannya untuk menginformasikan hasil investigasi "secara eksplisit dan jujur."
"Saat pemimpin agung menerima laporan kesalahan fatal tersebut, beliau langsung memerintahkan agar hasil investigasi disampaikan secara eksplisit dan jujur kepada semua orang," tulis laporan media Fars.
Komandan Dirgantara Korps Garda Revolusioner Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh mengatakan UIA PS752 jatuh akibat terkena misil yang meledak tepat di samping pesawat tersebut. Ia mengatakan operator misil salah menembak karena sempat terjadi semacam "gangguan" komunikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News