Sanksi dijatuhkan beberapa jam usai pasukan Suriah dikerahkan ke wilayah utara. Pengerahan ini merupakan bagian dari perjanjian yang disepakati Damaskus dengan pasukan Kurdi.
"Saya siap untuk dengan cepat menghancurkan perekonomian Turki jika negara tersebut masih meneruskan operasi berbahaya ini," ujar Trump, disitat dari AFP, Selasa 15 Oktober 2019.
Kementerian Keuangan AS mengaku telah menjatuhkan sanksi kepada menteri pertahanan, urusan dalam negeri dan energi Turki. Lewat sanksi ini, seluruh aset ketiganya yang berada di AS dibekukan. Segala bentuk transaksi terkait AS yang melibatkan ketiganya juga dilarang.
Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence berencana berkunjung ke Turki untuk membicarakan isu Suriah. Ia mengatakan Trump telah menelepon Erdogan untuk meminta Turki menghentikan invasi ke Suriah utara.
"Presiden Amerika Serikat menyerukan kepada Presiden Turki untuk menghentikan invasi, untuk segera menerapkan gencatan senjata dan memulai negosiasi dengan pasukan Kurdi di Suriah," tutur Pence kepada awak media di Gedung Putih.
Selain sanksi, AS juga mengakhiri dialog mengenai perjanjian dagang dengan Turki yang memiliki kisaran nilai USD100 miliar atau Rp1.413 triliun. Tidak hanya itu, AS juga menerapkan tarif sebesar 50 persen untuk komoditas besi Turki.
AS telah menjatuhkan sanksi kepada Turki tahun lalu untuk mendorong pembebasan seorang pastor.
Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengaku akan pergi ke Belgia pekan depan untuk meminta Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO untuk menghukum Turki atas invasinya ke Suriah utara.
Selama ini NATO dipandang sebagai organisasi yang menjaga Turki tetap berada di orbit Barat. Namun Erdogan sempat membuat AS geram usai membeli sistem pertahanan misil S-400 dari Rusia tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News