Para korban, yang terdiri dari tiga ibu dan anak-anaknya, merupakan anggota La Mora, sebuah pemukiman berusia puluhan tahun di Sonora.
Korban mengemudi dari Bavispe ke sebuah pernikahan di LaBaron, wilayah komunitas Mormon di Meksiko. Saat itu, mobil penuh dengan anak-anak.
Tiga mobil ditembak, dan salah satu mobil mereka meledak akibat tembakan tersebut. Insiden itu terjadi di dekat Rancho La Mora diperbatasan antara Sonora dan Chihuahua. Wilayah tersebut tempat kartel Sinaloa yang sering terlibat dalam perang dengan geng narkoba lainnya.
Salah satu kerabat korban, Leah Staddon mengatakan, istri keponakannya dan empat anak mereka meninggal dalam mobil yang meledak.
Pihak berwenang Meksiko mengatakan sembilan orang tewas dan empat anak terluka. Sementara itu, delapan ditemukan hidup setelah melarikan diri dari kendaraan dan bersembunyi di semak-semak. Beberapa dari mereka menderita luka tembak.
"Ini menghancurkan. Saya tidak bisa mengerti bagaimana seseorang melakukan kejahatan seperti ini," tutur Staddon dilansir dari USA Today, Rabu, 6 November 2019.
Staddon mengatakan putra tertua iparnya, yang seorang remaja, menyembunyikan anak-anak yang lebih kecil di balik pohon. Remaja itu kemudian berjalan ke peternakan dekat situ untuk meminta bantuan.
Presiden AS Donald Trump menawarkan bantuan kepada Presiden Meksiko usai insiden penembakan ini.
"Sebuah keluarga dan teman dari Utah terjebak di antara dua kartel narkoba, yang tengah menembak satu sama lain. Akibatnya banyak warga Amerika terbunuh, termasuk anak-anak dan beberapa dari mereka hilang," kata Trump dalam akun Twitter.
"Jika Meksiko membutuhkan atau meminta bantuan untuk membersihkan monster ini, Amerika Serikat akan siap, mau dan bersedia untuk menangkap mereka secara cepat dan efektif," tawar dia.
Trump menambahkan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador harus segera membuat keputusan karena kartel bisa saja semakin besar dan berkuasa.
"Terkadang Anda membutuhkan sebuah pasukan untuk melawan sebuah pasukan," tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Sonora, Claudia Pavlovich Arellano mengungkapkan duka cita atas kematian sembilan orang tersebut. "Rasa sakit mendalam bagi para korban. Dan saya bersumpah bahwa para pengecut tidak akan pergi tanpa hukuman," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News