Baca juga: Sejumlah Negara Eropa Ultimatum Presiden Venezuela.
Dalam sebuah video yang diposting di Twitter, Ketua Majelis Nasional yang dikontrol oposisi ini mengatakan, warga sebaiknya melakukan pemogokan nasional, pada Rabu. Tindakan akan mendorong angkatan bersenjata berpihak pada orang-orang.
Yang kedua, melakukan protes pada Sabtu, yang akan menjadi “demonstrasii nasional dan internasional besar untuk meraih dukungan Uni Eropa. Protes ini menuntut dukungan dari Inggris, Prancis, Jerman, Portugal, Spanyol dan Belanda yang selama ini menegaskan bahwa akan mengakui Guaido sebagai presiden sementara kecuali Maduro menyerukan pemilihan pada 3 Februari.
Uni Eropa lebih kabur, mengatakan akan mengambil ‘tindakan lebih lanjut’ jika pemilihan tidak diadakan dalam beberapa hari mendatang, termasuk masalah pengakuan kepemimpinan negara itu.
Australia, sementara itu, mengatakan "mengakui dan mendukung" Guaido sebagai presiden sementara yang menunggu pemilihan. Dan Italia telah menyerukan "kembalinya cepat ke legitimasi demokrasi."
Amerika Serikat secara terpisah memperingatkan akan ada "respons signifikan" jika diplomat AS, Guaido atau Majelis Nasional yang dikontrol oposisi menjadi sasaran kekerasan dan intimidasi.
Baca juga: Jerman Hanya Akui Pemimpin Baru Venezuela Melalui Pemilu.
Maduro sejauh ini belum beranjak dari posisinya, dan menegaskan akan tetap berkuasa. "Tidak ada yang bisa memberi kita ultimatum,” tegas Maduro, seperti dikutip CNN Turk, Senin, 28 Januari 2019.
Hampir 30 orang tewas dan lebih dari 350 ditangkap dalam bentrokan dengan pasukan keamanan selama sepekan terakhir. Para pedemo menuntut perbaikan kondisi ekonomi dan menuntut Maduro untuk mundur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
