Penandatanganan MoC tersebut dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi, dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit.
Bidang kerja sama yang tercakup di dalam MoC tersebut antara lain perdamaian dan keamanan, ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.
Dengan ditandatanganinya MoC tersebut Indonesia memiliki akses terhadap 22 anggota Liga Arab, sehingga kerja sama yang dapat dilakukan dengan negara-negara di kawasan tersebut akan semakin luas dan intensif.
Penandatanganan MoC ini juga merupakan capaian signifikan hubungan Indonesia dengan Liga Arab, dan mendorong kemitraan dengan organisasi tersebut menjadi lebih terbuka dan konkret. Kedua pihak juga berkomitmen untuk terus menjaga kesinambungan kerja sama ini di masa depan.
Liga Arab yang merupakan salah satu organisasi regional tertua di dunia, memiliki peran penting di mata Indonesia, baik secara historis maupun strategis. Secara historis, Liga Arab merupakan salah satu dari sedikit pihak yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Adapun secara strategis, Liga Arab merupakan salah satu mitra utama Indonesia dalam mengedepankan kepentingan nasional yang secara konkret bermanfaat bagi kepentingan masyarakat di kedua kawasan.
Kerja Sama dengan PEA
“Kerja sama perdagangan Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) saat ini tumbuh sangat, walaupun hingga saat ini masih didominasi oleh sektor migas, karenanya perlu didorong diversifikasi perdagangan untuk sektor lainnya’, demikian Menlu RI menyampaikan pada pertemuan bilateral dengan Menlu PEA, H.H. Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, yang dilaksanakan di sela-sela SMU PBB di New York, 23 September.
Pada pertemuan Menlu PEA juga sampaikan apresiasi terhadap rencana partisipas Indonesia di World Expo 2020 di Dubai.
PEA adalah mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Timur Tengah dan PEA adalah investor ke-6 terbesar dari kawasan tersebut. Potensi perdagangan kedua negara juga sangat besar, sehingga kedua Menlu pada pertemuan bilateral tersebut memandang penting untuk melakukan diversifikasi produk, agar tidak hanya fokus pada produk migas namun dapat diperluas ke produl lain seperti industri persenjataan.
Di bidang investasi, PEA juga memiliki potensi besar untuk melakukan investasi lebih besar. Saat ini PEA banyak bergerak di industri retail, namun demikian PEA juga memiliki kemampuan untuk melakukan investasi di bidang infrastruktur, turisme, dan perumahan.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia juga menyampaikan harapan dukungan PEA atas pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Total perdagangan Indonesia-PEA pada 2015 adalah US$ 3,282 Milyar, dan US$ 4,257 Milyar pada 2014. Ekspor Indonesia ke PEA pada 2015 mencapai US$ 1,9 milyar dan impor Indonesia dari PEA adalah 2015 US$ 1.3 milyar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News