Seperti dikutip Guardian, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley menginformasikan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres bahwa Trump tidak mau lagi melanjutkan komitmen AS terhadap perjanjian Global Compact on Migration (GCM).
Pengumuman pengunduran diri AS datang beberapa jam sebelum konferensi global PBB mengenai pengungsian dijadwalkan dimulai di Puerto Vallarta, Meksiko pada Senin 4 Desember 2017.
Pada 2016, 193 anggota Majelis Umum PBB secara bulat mengadopsi deklarasi politik yang tidak mengikat: Deklarasi New York mengenai pengungsi dan imigran. Isi dari deklarasi ini adalah menjunjung tinggi hak-hak pengungsi, membantu mereka mendapatkan tempat tinggal dan memastikan akses pendidikan serta lapangan kerja.
Deklarasi tersebut didukung penuh presiden AS saat itu, Barack Obama. Guterres mengatakan masalah pengungsi ini adalah salah satu tantangan besar PBB untuk tahun 2018.
Baca: IOM: Mediterania Perbatasan Paling Berbahaya di Dunia bagi Imigran
Louise Arbour, yang ditunjuk sebagai perwakilan khusus PBB, menilai GCM sebagai kesempatan untuk mengubah opini dunia mengenai pentingnya memperhatikan masalah pengungsian di masa mendatang. Saat ini terdapat 60 juta orang di dunia yang tidak memiliki tempat tinggal tetap.
Penarikan diri AS dari GCM menyoroti kebijakan dasar Trump "Amerika First" atau mendahulukan negara sendiri ketimbang kepentingan lainnya.
PBB menegaskan GCM memang tidak mengikat ke negara manapun, namun dibuat agar semua pihak menyadari bahwa gelombang pengungsian itu akan terus bertambah sehingga perlu diatasi.
"Amerika bangga dengan warisan dan sejarah panjang pengungsi dan kepemimpinan moral kami dalam menyediakan dukungan bagi migran dan pengungsi di seluruh dunia. Namun keputusan kami mengenai kebijakan pengungsian harus selalu dibuat oleh masyarakat AS, bukan yang lain," ungkap Haley.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News