Para petani di Kolombia yang beralih dari menanam koka -- bahan baku membuat kokain -- ke tanaman lain akan mendapat kompensasi.
Kepala Agensi Narkoba dan Kejahatan PBB (UNODC) mengatakan kesepakatan ini adalah "kesempatan membalikkan keadaan dari produksi koka Kolombia."
Selama ini, Kolombia berada di peringkat atas negara penghasil narkotika di dunia versi UNODC.
Berbicara di Wina, Kepala UNODC Yury Fedotov mengatakan: "Perjanjian bersejarah ini adalah kesempatan unik untuk memerangi produksi koka dan membantu para petani mencari alternatif lain."
"Perjalanan menuju perdamaian membutuhkan solusi nyata terhadap kejahatan yang mendorong terjadinya konflik," lanjut dia, seperti dikutip BBC, Sabtu 4 November 2017.
Saat ini, setiap petani di Kolombia mendapatkan sekitar USD300 per bulan untuk satu hektare koka. Perjanjian terbaru akan menggelontorkan kompensasi kepada petani jika mereka menanam tanaman lain, seperti kopi atau kakao.
Namun pemerintah Kolombia mengaku mendapat rintangan dari sejumlah grup bersenjata yang mencoba merebut area produksi tradisional koka.
Area-area tersebut meluas signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Juli lalu, PBB mengatakan ada peningkatan 50 persen untuk area yang digunakan untuk memproduksi daun koka di Kolombia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News