Presiden AS Donald Trump (kanan) bergandengan tangan dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Riyadh, 20 Mei 2017. (Foto: Saudi Press Agency/EPA)
Presiden AS Donald Trump (kanan) bergandengan tangan dengan Raja Salman dari Arab Saudi di Riyadh, 20 Mei 2017. (Foto: Saudi Press Agency/EPA)

Raja Salman Puji Strategi AS atas Kesepakatan Nuklir Iran

Willy Haryono • 16 Oktober 2017 14:07
medcom.id, Washington: Penjaga Dua Kota Suci Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud menegaskan kembali dukungannya terhadap strategi Amerika Serikat atas kesepakatan nuklir Iran. 
 
Dalam percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, Raja Salman dari Arab Saudi memuji strategi Negeri Paman Sam terhadap Teheran.
 
Gedung Putih mengatakan Raja Salman mengapresiasi langkah penolakan Trump terhadap perjanjian nuklir Iran yang dibuat pada 2015. 

"Raja Salman memuji Trump atas strategi visionernya atas Iran dan juga menegaskan kembali dukungan Riyadh terhadap kepemimpinan Amerika," ucap pernyataan Gedung Putih, seperti dikutip Asharq al-Awsat, Minggu 15 Oktober 2017. 
 
Menurut Raja Salman, Trump menunjukkan kepemimpinan mumpuni terhadap ancaman terorisme dan ekstremisme. Selama ini, Arab Saudi menuduh Iran sebagai salah satu negara sponsor terorisme.
 
Trump mengapresiasi pujian Raja Salman, dan menekankan kembali tekad AS untuk bekerja sama dengan para sekutunya demi tercapainya keamanan dan perdamaian global.
 
"Presiden Trump mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman atas dukungannya, dan menekankan kembali pentingnya Dewan Kerja Sama Teluk dalam melawan aktivitas mengganggu kestabilan dari Iran di Suriah, Yaman, Irak dan negara lainnya di kawasan," tutur Gedung Putih.
 
Pelanggaran Perjanjian
 
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menegaskan pidato terbaru Presiden Donald Trump menggarisbawahi strategi agresif Amerika Serikat, dan itu merupakan pelanggaran terhadap perjanjian program nuklir yang disepakati pada 2015.
 
Zarif menambahkan, pidato Trump bertentangan dengan tiga artikel dalam kesepakatan nuklir Iran.
 
Dalam pidato terbarunya, Trump menolak mengesahkan ulang perjanjian nuklir Iran. Ia menyerahkan nasib perjanjian ini ke tangan Kongres AS yang didominasi politikus Partai Republik. 
 
"Saya sudah menulis sembilan surat (ke kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini) mengenai sejumlah poin yang gagal diimplementasikan AS di bawah JCPoA," ujar Zarif, merujuk pada nama resmi kesepakatan nuklir Iran -- Joint Comprehensive Plan of Action.
 
Ia mengaku akan menuliskan sebuah surat baru khusus membahas mengenai pidato terbaru Trump pada Jumat kemarin.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan