medcom.id, Washington: Amerika Serikat (AS) memperingatkan warganya agar tidak melakukan perjalanan ke Kuba. AS juga mengurangi lebih dari separuh staf kedutaannya di Havana menyusul serangan misterius. Beberapa korban menderita gejala yang mengindikasikan serangan sonik.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan 21 pegawai Kedubes telah "menjadi sasaran serangan tertentu". Penarikan semua personil yang tidak penting dan semua anggota keluarga dari kantor diplomat AS di Havana bertujuan mengurangi jumlah personel Amerika yang berisiko terkena paparan.
Pejabat AS juga memperingatkan warga Amerika mengenai bepergian ke Kuba. "Kementerian telah mengeluarkan sebuah peringatan perjalanan yang menyarankan warga AS untuk menghindari perjalanan ke Kuba dan menginformasikan mereka tentang keputusan kami menarik staf diplomatik," kata Menlu AS Rex Tillerson dalam sebuah pernyataan.
Tillerson mengatakan bahwa AS tidak memiliki laporan warga swasta AS yang terkena dampak serangan tersebut.
"Tapi serangan diketahui terjadi di tempat tinggal diplomatik AS dan hotel yang sering dikunjungi oleh warga AS," katanya dalam pernyataan tersebut, seperti dilansir ABC News, Sabtu 30 September 2017.
AS juga akan menghentikan semua delegasi resmi ke Kuba dan membatasi perjalanan jangka pendek hanya demi penyelidikan, operasi Kedubes AS yang penting, atau tujuan keamanan nasional.
Maskapai penerbangan JetBlue mengumumkan, pada Jumat 29 September, bahwa pihaknya akan menghapuskan biaya pembatalan dan menunda penerbangan ke bandara Camaguey, Havana, Holguin, dan Santa Clara sampai 1 November.
Kedubes AS di Havana akan terus menjalankan fungsi inti, namun penerbitan visa rutin kepada orang-orang yang ingin pergi ke AS akan ditangguhkan tanpa batas waktu.
Penyelidikan atas serangan tersebut sedang berlangsung, dan pejabat mengatakan bahwa mereka tidak mengesampingkan siapa pun yang bertanggung jawab, termasuk orang Kuba atau kemungkinan pihak ketiga seperti Rusia. Mereka juga tidak mengesampingkan sumber, sebab-musababnya, atau teknologi yang digunakan dalam serangan.
Kemenlu AS sudah menolak untuk mengatakan apakah akan ada dampak bagi kehadiran warga Kuba di AS, seperti memulangkan sejumlah diplomat yang sama. Pada Mei, AS mengusir dua diplomat senior Kuba atas kegagalan Havana melindungi diplomat Amerika di negara mereka.
Meskipun menarik stafnya di Havana, AS mengatakan bahwa hubungan diplomatik dengan Kuba akan berlanjut. Delegasi Amerika dan Kuba masih dapat bertemu di AS, misalnya. Kuba bekerja sama dengan investigasi AS dan mengizinkan petugas penegak hukum dari FBI dan keamanan diplomatik Kemenlu AS untuk bekerja di negara tersebut.
Serangan terakhir muncul pada akhir Agustus. Namun para pejabat mengatakan bahwa mereka juga tidak dapat mengesampingkan serangan berikutnya. "Kami tidak tahu cara, metode, atau bagaimana serangan ini dilakukan, jadi saya tidak bisa mengkategorikan itu karena telah berhenti pada Agustus," cetus seorang pejabat.
Kemenlu AS untuk kali pertama merinci beberapa gejala yang diderita oleh korban serangan tersebut, termasuk gangguan pendengaran, pusing, kehilangan rasa keseimbangan, sakit kepala, kelelahan, masalah kognitif, dan masalah tidur. Serikat pekerja Kemenlu AS juga telah menyebutkan kasus-kasus cedera otak traumatis ringan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News