Juru bicara pasukan keamanan nasional gabungan bernama Fusina merilis daftar nama 18 korban tewas dan dua luka. "Senjata api, pisau dan golok digunakan dalam kerusuhan di penjara El Porvenir," ucap dia, dilansir dari AFP, Senin 23 Desember 2019.
Dalam kerusuhan lain di penjara kota Tela beberapa hari lalu, 18 narapidana tewas dan 16 lainnya terluka. Kerusuhan tersebut dinilai sejumlah pihak sebagai yang terburuk dalam sejarah Honduras.
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez pekan kemarin telah memerintahkan militer dan polisi untuk mengambil alih sepenuhnya total 27 penjara yang tersebar di seantero negeri.
Sabtu kemarin, perwira militer Honduras Jenderal Tito Livio Moreno berencana mengerahkan personelnya ke 18 penjara yang dianggap "berisiko tinggi."
Hernandez menyerahkan kontrol penjara ke militer dan polisi usai kematian lima anggota geng kriminal Mara Salvatrucha (MS-13) pada 14 Desember lalu. Kelima orang itu tewas dibunuh sesama narapidana di penjara berkeamanan tinggi di La Tolva.
Pembunuhan itu terjadi satu hari usai Pedro Idelfonso Armas, sipil penjara El Pozo, tewas ditembak.
Penjara di Honduras menampung lebih dari 20 ribu narapidana, meski kapasitas totalnya hanya sekitar 8.000. Tingginya angka narapidana terkait dengan masalah peredaran narkotika, aktivitas geng kriminal, kemiskinan dan korupsi.
Perkelahian di penjara merupakan hal biasa di Honduras. Pemicu perkelahian biasaya dipicu rivalitas antar geng kriminal.
Honduras adalah salah satu negara dengan tingkat pembunuhan tertinggi di dunia. Pada 2018, tercatat tingkat pembunuhan di Honduras berkisar 41,2 per 100 ribu penduduk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News