Presiden AS Donald Trump (kanan) berjabat tangan dengan PM Australia Scott Morrison di Wapakoneta, Ohio, 22 September 2019. (Foto: AFP/SAUL LOEB)
Presiden AS Donald Trump (kanan) berjabat tangan dengan PM Australia Scott Morrison di Wapakoneta, Ohio, 22 September 2019. (Foto: AFP/SAUL LOEB)

NY Times: Trump Minta Australia Bantu Diskreditkan Mueller

Willy Haryono • 01 Oktober 2019 08:00
New York: Presiden Amerika Serikat Donald Trump diduga telah meminta Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk membantu Jaksa Agung AS Bill Barr mengumpulkan informasi, dengan tujuan utama adalah mendiskreditkan pengacara khusus Robert Mueller.
 
Dugaan tersebut muncul dalam sebuah artikel di surat kabar The New York Times, Senin 30 September 2019. Mueller adalah pengacara yang memimpin penyelidikan dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum presiden AS 2016.
 
Mengutip dua sumber, NY Times melaporkan bahwa permintaa Trump itu disampaikan kepada Morrison via sambungan telepon belum lama ini. NY Times menyebut Gedung Putih menolak memberikan transkrip percakapan tersebut.

Sementara The Washington Post menyebutkan bahwa Barr telah bertemu sejumlah pejabat intelijen asing dalam upaya mendiskreditkan kesimpulan penyelidikan Mueller, bahwa Rusia memang membantu Trump mengalahkan Hillary Clinton dalam pilpres 2016.
 
The Washington Post juga menyebut Barr telah bertemu pejabat intelijen Inggris dan Italia dengan tujuan yang sama, yakni mendiskreditkan penyelidikan Mueller.
 
Hingga saat ini Trump maupun Gedung Putih belum mengomentari artikel NY Times dan The Washington Post.
 
Laporan dua media itu muncul di tengah upaya penyelidikan pemakzulan terhadap Trump atas skandal Ukraina.
 
Skandal tersebut merujuk pada dugaan Trump telah meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Hunter Biden, anak dari Joe Biden -- kandidat calon presiden dari Partai Demokrat. Skandal ini pertama kali diungkapkan seorang pembocor rahasia atau whistleblower.
 
Penyelidikan resmi telah dimulai dan terus didorong fraksi Partai Demokrat. Sang pembocor rahasia dikabarkan akan bersaksi di hadapan komite penyelidikan pemakzulan Trump dalam waktu dekat.
 
Sementara itu, Trump mengaku ingin bertemu langsung whistleblower yang menuduh dirinya. "Seperti semua warga Amerika, saya juga berhak bertemu orang yang menuduh saya," tulis Trump di Twitter.
 
"Orang yang disebut-sebut sebagai whistleblower ini merepresentasikan percakapan saya dengan seorang pemimpin asing secara tidak akurat," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan