Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP)

Trump Sebut Investigasi Dugaan Intervensi Rusia Omong Kosong

Arpan Rahman • 03 Maret 2019 15:30
Maryland: Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang Pengacara Khusus Robert Mueller yang menjalankan investigasi dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan umum AS 2016. Trump menyebut penyelidikan tersebut merupakan sebuah "omong kosong" besar dan Mueller juga dinilai bias terhadap sang presiden.
 
Serangan verbal terhadap Mueller tersebut merupakan bagian dari pidato Trump yang berlangsung selama lebih kurang dua jam di Maryland. Pernyataan tersebut juga dikeluarkan di tengah spekulasi penyelidikan Mueller sudah hampir berakhir, dan hasil temuannya akan dikirim ke Jaksa Agung AS William Barr dalam hitungan hari atau pekan.
 
"Mereka mencoba menjatuhkan seseorang dengan omong kosong," kata Trump menyinggung penyelidikan Mueller, seperti disitir dari laman Time, Minggu 3 Maret 2019. Nama Jeff Sessions juga disinggung dalam pidato tersebut, yang dipecat Trump sebagai pengacara pribadinya satu hari usai pemilihan umum sela pada November. Trump menyebut Sessions "lemah" karena menarik diri dari investigasi Mueller.

Pidato dilontarkan tak lama usai Trump pulang dari Konferensi Tingkat Tinggi di Hanoi dan pengakuan Michael Cohen di hadapan Kongres AS. Seperti Sessions, Cohen juga adalah mantan pengacara Trump.
 
Dalam rapat dengar pendapat bersama Kongres AS, Cohen mengatakan bahwa Trump membayarkan uang "tutup mulut" kepada seorang bintang porno menjelang pemilu 2016. Cohen juga menyebut Trump memanipulasi kekayaannya demi urusan pinjaman, asuransi dan perpajakan.
 
Tidak berhenti sampai di situ, Cohen juga mengatakan sejumlah karyawan Trump kerap berbohong untuk melindungi bos mereka.
 
Sementara mengenai penyelidikan Mueller, Cohen mengaku tidak memiliki bukti langsung bahwa Trump berkolusi dengan Rusia saat musim pilpres 2016. "Saya hanya memiliki beberapa kecurigaan," ungkapnya.
 
Sementara itu pada awal tahun ini, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI ternyata telah membuka penyelidikan terhadap Donald Trump, untuk menentukan apakah presiden AS tersebut bekerja untuk Rusia atau tidak.
 
Mengutip beberapa sumber, NY Times menyebut tnvestigasi ini diluncurkan usai Trump memecat Direktur FBI James Comey pada Mei 2017. Dari sisi intelijen, FBI ingin memastikan apakah Trump, secara sadar atau tidak, bekerja untuk Moskow.
 
FBI juga, tambah NY Times, ingin mengetahui apakah Trump dapat disebut sebagai ancaman keamanan nasional.
 
Baca: FBI Selidiki Hubungan Trump dengan Rusia Sejak 2017
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan