Dinamakan "Snowzilla," badai salju ini diperkirakan berimbas pada 85 juta warga AS, yang diminta untuk tetap berada di dalam ruangan dan menjauhi area terbuka.
Ketebalan salju hingga 68 sentimeter di Central Park, New York, merupakan kedua tertinggi sejak rekor sebelumnya pada 1869. Ketinggian yang hampir sama melanda kawasan Washington.
Seperti dilansir AFP, kondisi serupa juga terjadi di beberapa kota lain dan di wilayah Pesisir Timur. Philadelphia dan Baltimore turut merasakan dampak buruk dari Snowzilla.
Snowzilla perlahan mereda dan temperatur berangsur naik. New York yang sebelumnya seperti kota mati mulai menggeliat. Sejumlah ruas jalan dibuka dan larangan bepergian dicabut. Ribuan warga keluar rumah dan beraktivitas lagi, dengan beberapa di antara mereka menikmati efek Snowzilla dengan bermain salju di tamah.
Pertunjukan di Broadway yang ditutup pada Sabtu kembali dibuka, begitu juga dengan beberapa museum.
Jessica Edwards, pembuat film dari Kanada, turut bergembira setelah Snowzilla berakhir. Ia mengajak anak perempuannya bermain salju di taman New York.
"Dia sangat senang. Kami keluar rumah pagi ini dan mulai membuat boneka salju," tutur Edwards.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News