Manajer tim kampanye Donald Trump, Brad Parscale, dalam sebuah acara di Manchester, AS, 15 Agustus 2019. (Foto: AFP/Getty/SPENCER PLATT)
Manajer tim kampanye Donald Trump, Brad Parscale, dalam sebuah acara di Manchester, AS, 15 Agustus 2019. (Foto: AFP/Getty/SPENCER PLATT)

Respons Pemakzulan, Tim Kampanye Trump Serang Demokrat

Willy Haryono • 25 September 2019 06:42
Washington: Tim kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyerang Partai Demokrat usai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengumumkan penyelidikan resmi pemakzulan terhadap petahana, Selasa 24 September 2019.
 
Trump dinilai layak diselidiki atas dugaan melanggar konstitusi negara dengan meminta Ukraina menyerang Joe Biden, kandidat calon presiden dari Partai Demokrat.
 
Pelosi merujuk pada keterangan seorang pembocor rahasia (whistlebower), yang menyebut Trump telah beberapa kali menekan Presiden Volodymyr Zelenskiy via telepon untuk menyelidiki dugaan korupsi Hunter Biden, anak dari Joe Biden yang pernah menjadi dewan direksi di sebuah perusahaan di Ukraina.

"Demokrat tidak dapat mengalahkan sejumlah kebijakan dan pencapaian Presiden Trump, sehingga mereka berusaha menjadikan skandal Joe Biden menjadi masalah Trump," kata Brad Parscale, manajer tim kampanye Trump 2020, dalam sebuah pernyataan tertulis.
 
"Strategi pemakzulan oleh Demokrat bertujuan memuaskan basis para pendukung sayap kiri mereka, tapi itu semua hanya akan memperkuat pendukung Presiden Trump dan memastikan kemenangan mutlak bagi sang presiden pada 2020," lanjutnya.
 
Pernyataan pembukaan penyelidikan disampaikan Pelosi usai dirinya bertemu sejumlah anggota kaukus fraksi Demokrat yang terus menyerukan pemakzulan. Seruan bermunculan meski ada kekhawatiran langkah pemakzulan dapat melukai peluang Demokrat dalam pilpres AS 2020.
 
Sebenarnya Pelosi cenderung menahan diri untuk menyerukan pemakzulan, dengan harapan dapat tetap fokus menguasai Senat dan Gedung Putih di tahun 2020.
 
Namun setelah tujuh anggota moderat Demokrat mendeklarasikan diri mereka untuk sepenuhnya mendukung pemakzulan, Pelosi mengubah keputusannya. Sejumlah analis memprediksi sedikitnya 170 dari 235 politisi Demokrat di DPR mendukung langkah pemakzulan.
 
Trump mengaku memang telah berbicara dengan Zelenskiy via telepon pada Juli lalu, namun bukan mengenai Biden melainkan dana bantuan kepada Ukraina. Ia menyebut kala itu memutuskan membekukan bantuan ke Ukraina, walau pada akhirnya dilanjutkan kembali pekan kemarin.
 
Sementara itu dari kubu Ukraina, Menteri Luar Negeri Vadym Prystaiko berkukuh bahwa negaranya independen dan Kiev tidak akan pernah ikut campur dalam politik negara lain, termasuk AS.
 
Prystaiko mengonfirmasi bahwa Trump dan Zelenskiy memang sempat berbicara via telepon pada Juli lalu, namun percakapan berlangsung hangat tanpa tekanan.
 
"Saya tahu isi dari percakapan mereka, dan saya rasa tidak ada tekanan apapun. Percakapan berlangsung cukup lama, hangat dan menyinggung sejumlah isu yang terkadang membutuhkan jawaban serius," ungkap Prystaiko.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan