Dalam akhir malam yang mengejutkan untuk sidang maraton Komite Kehakiman DPR pada Kamis, Ketua Jerry Nadler tiba-tiba menunda pemungutan suara terakhir pada dua pasal pemakzulan. Nadler mengatakan dia ingin memberi anggota komite waktu untuk ‘menggunakan nurani mereka’ untuk mencari bukti yang diajukan terhadap pemimpin AS.
Partai Republik yang terkejut dengan sengit menuduh Nadler menjalankan ‘pengadilan kanguru’. Tetapi politikus Partai Demokrat Jamie Raskin mengatakan, mereka tidak ingin dituduh melakukan tindakan penting terhadap presiden di tengah malam.
"Kami ingin melakukannya di siang hari bolong sehingga semua orang bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi," katanya kepada CNN setelah debat.
Langkah ini muncul setelah 14 jam perdebatan disiarkan langsung yang berfungsi untuk menggarisbawahi kesenjangan politik yang dalam di negara itu.
Partai Republik mencari peluang untuk membantah tuduhan bahwa Trump melanggar sumpah jabatannya dalam menekan Ukraina untuk membantunya melawan rival Demokratnya. Terutama mantan Wakil Presiden Joe Biden, yang dapat menghadapi Trump dalam pemilihan presiden tahun depan.
Mereka menuduh Partai Demokrat gagal menghasilkan bukti dan bertindak berdasarkan motif politis dan ‘membenci’ Trump. Dan mereka berusaha mengubah debat menjadi sidang tentang putra Biden, yang pernah menjabat sebagai dewan perusahaan energi Ukraina.
"Anda tidak bisa mengalahkannya dalam pemilihan. Anda tidak akan mengalahkannya dalam pemilihan ulang, jadi sekarang Anda telah membuat pemakzulan," kata anggota Kongres dari Partai Republik Andy Biggs, seperti dikutip AFP, Jumat, 13 Desember 2019.
"Pada akhirnya, Anda tidak memiliki fakta untuk kasus Anda," kata Guy Reschenthaler.
Tetapi Demokrat setiap kali mengembalikan fokus ke perilaku Trump sendiri dan sejumlah besar kesaksian yang mereka katakan membuktikan bahwa ia sangat melanggar Konstitusi AS dan terus mengancam integritas pemilu 2020.
"Ada banyak bukti kesalahan presiden," kata Perwakilan Partai Demokrat Mary Gay Scanlon.
"Saya tidak tahu apa lagi yang bisa Anda minta di sini. Anda sudah mendapat izin dari presiden, Anda punya bukti yang menguatkan dari orang-orang yang ditunjuknya. Satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah menempelkan kepala Anda di pasir jika Anda tidak mau melihat apa yang terjadi di sini,” tuturnya.
"Dengan menyalahgunakan kekuasaannya, dia membahayakan pemilihan kita dan keamanan nasional kita. Dia tetap merupakan ancaman yang berkelanjutan pada keduanya dia mengancam akan melakukannya lagi,” pungkas Scanlon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News