Donald Trump segera lantik Mike Pompeo jadi Direktur CIA yang baru (Foto: Independent)
Donald Trump segera lantik Mike Pompeo jadi Direktur CIA yang baru (Foto: Independent)

Setelah Resmi Jadi Presiden, Trump Segera Sambangi Markas CIA

Sonya Michaella • 20 Januari 2017 17:17
medcom.id, Washington: Di hari kedua setelah dilantik, rencananya Donald Trump akan mengunjungi markas Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA. Kunjungannya tersebut tak lain adalah untuk melantik Direktur CIA yang baru, Mike Pompeo.
 
Dikabarkan, kunjungan Trump ke markas CIA ini hanya formalitas semata. Pasalnya, hingga akan dilantik 20 Januari waktu setempat, hubungan Trump dengan CIA memang kurang hangat.
 
Dilansir Independent, Jumat (20/1/2017), Pompeo sudah menjalani uji kelayakan di depan Senat AS pekan kemarin, sama seperti dengan calon-calon menteri rujukan Trump. Namun, belum ada keputusan akhir apakah Pompeo pasti menjadi Direktur CIA.

Bulan ini, CIA menuding kemenangan Trump karena adanya campur tangan Rusia. Rusia memang dituduh FBI sebagai dalang peretasan pemilu AS, 8 November lalu. Apalagi, muncul laporan Presiden Rusia, Vladimir Putin campur tangan secara langsung.
 
Dalam pidato perdananya seusai pemilu, Trump mengakui ada intervensi Rusia dalam proses pemilu AS. Namun, ia membantah keras bahwa kemenangannya didorong oleh Rusia.
 
Trump juga mengatakan laporan yang dirilis CIA adalah laporan yang tak berdasar dan belum tentu kebenarannya. Ia menuduh CIA bersekongkol dengan sejumlah media untuk menjatuhkan namanya.
 
"Saya pikir itu memalukan, memalukan bahwa badan intelijen memperbolehkan informasi yang ternyata begitu palsu. Saya pikir itu memalukan, dan saya mengatakan bahwa itu sesuatu yang Nazi Jerman lakukan," kata Trump pada konferensi pers perdananya di Trump Tower, seperti dikutip Guardian, beberapa waktu lalu.
 
Disinyalir, komentar Trump ini akan berpotensi memunculkan ketegangan baru antara badan intelijen AS dan dirinya sendiri.
 
Awalnya, ia meremehkan kesimpulan badan intelijen AS bahwa peretasan oleh pemerintah Rusia bertujuan untuk meningkatkan pencalonannya melawan Hillary Clinton.
 
Sementara, dua pejabat AS mengatakan pernyataan tentang Trump sangat tidak berdasar mengenai badan intelijen AS.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan