Curacao, pulau yang merupakan bagian dari wilayah Belanda, adalah salah satu tempat menumpuknya bantuan kemanusiaan dari AS untuk Venezuela. Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido ingin menyalurkan bantuan tersebut ke jutaan warga, sementara Presiden Nicolas Maduro menolaknya.
Guaido bertekad menyalurkan seluruh bantuan kemanusiaan itu "dengan berbagai cara" pada Sabtu 23 Januari, meski Maduro meningkatkan pengamanan di titik-titik perbatasan.
Presiden AS Donald Trump sempat menyerukan militer Venezuela untuk bergabung dengan Guaido dan membiarkan bantuan masuk. Namun sejumlah petinggi militer Venezuela mengaku tetap setia kepada Maduro.
"Angkatan bersenjata Venezuela akan tetap bersiaga di perbatasan untuk menghindari terjadinya pelanggaran integritas wilayah," kata Menteri Pertahanan Vladimir Padrino, seperti dilansir dari laman AFP, Rabu 20 Februari 2019.
Komandan regional Vladimir Quintero kemudian mengonfirmasi kepada media bahwa Venezuela telah membekukan lalu lintas udara dan laut dengan Curacao. Pembekuan juga dilakukan terhadap pulau Aruba dan Bonaire yang juga bagian dari Belanda.
Masalah bantuan kemanusiaan menjadi salah satu fokus utama dalam perseteruan antara Guaido dengan Maduro. Guaido, yang mendeklarasikan diri sebagai presiden interim, mendapat dukungan dari puluhan negara, termasuk AS.
Maduro menilai bantuan kemanusiaan dari AS ini hanya akal-akalan untuk melakukan tujuan sebenarnya, yakni menginvasi Venezuela. Ia hanya menolak bantuan dari AS, namun menerima 300 ton yang dijadwalkan dikirim dari Rusia.
Selain di Curacao, bantuan kemanusiaan AS ditaruh di Kolombia dan Brasil. Juru bicara kepresidenan brasil mengatakan negaranya bekerja sama dengan AS untuk memberikan bantuan kepada Venezuela. Namun Brasil menyerahkan pihak Venezuela untuk mentransfer bantuan melewati wilayah perbatasan.
Baca: Maduro Tuduh AS Ingin Memperbudak Venezuela
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News