Rio de Janeiro: Tiga hakim di Brasil akan segera memutuskan, apakah akan menegakkan hukuman penjara yang dikenakan kepada mantan presiden negara tersebut, Luiz Inacio Lula da Silva atau membebaskannya.
Putusan tersebut bisa menjadi vital bagi masa depan politik Brasil. Meskipun dihukum karena korupsi dan pencucian uang pada Juli 2017, Lula berharap memenangkan jabatan kembali sebagai presiden pada pemilihan umum 7 Oktober mendatang.
Dia tegas membantah tuduhan terhadap dirinya, yang menurut dia dirancang buat menghentikan langkahnya mencalonkan diri lagi. Pilihannya: masuk penjara atau jadi presiden.
Lula, 72, telah dijatuhi hukuman penjara sembilan setengah tahun, namun jika hakim tidak membatalkan itu dia tidak akan dikirim langsung ke penjara.
Dia tetap bebas sementara banding terakhir disidangkan, dan masih bisa mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi.
Jika hukuman dijatuhkan, kemungkinan akan berpengaruh dalam ambisi pemilihannya kembali, yang membuat marah banyak pendukungnya.
Ribuan pendukung Lula telah berkumpul di kota selatan Porto Alegre, di mana seruan tersebut telah terdengar. Menghadapi kerumunan massa, pada Selasa 23 Januari 2018, tokoh Partai Pekerja itu mengatakan bahwa hanya kematian yang akan menghentikannya untuk berjuang.
"Hanya satu hal yang akan membawa saya keluar dari jalanan negara ini, dan itu akan menjadi hari kematian saya," katanya.
"Sampai saat itu, saya akan berjuang untuk masyarakat yang lebih adil. Apapun hasil persidangan, saya akan terus memperjuangkan martabat rakyat negeri ini," seru Lula, seperti dilansir BBC, Rabu 24 Januari 2018.
Penyelidikan terhadap mantan presiden, yang dimulai pada Maret 2014, menyedot lebih dari 80 politisi dan anggota elit bisnis.
Pada 2017 Lula dinyatakan bersalah menerima sebuah apartemen di tepi pantai dari sebuah perusahaan teknik dengan imbalan bantuan memenangkan kontrak untuk Petrobras, perusahaan minyak negara Brasil.
Dia juga menghadapi tuduhan pencucian uang, menyelewengkan wewenang, dan menghalangi keadilan. Dia telah berulang kali menolak klaim tersebut.
Lula, seorang mantan buruh pabrik baja yang menjadi bos serikat pekerja, mulai menjabat sebagai pemimpin sayap kiri pertama Brasil dalam hampir setengah abad. Dia tetap menjadi salah satu politisi yang paling dicintai dalam sejarah Brasil.
Tapi kritikus bersikeras dia munafik, dan simbol korupsi politik endemik. Jika dia bisa mencalonkan diri pada Oktober, jajak pendapat memberinya kesempatan bagus, dukungannya saat ini dua kali lipat dari seteru terberatnya.
Apa pun putusan hakim di Pengadilan Federal Regional, hal itu bisa memicu protes dari faksi pro- atau anti-Lula di masa mendatang. Sebuah operasi keamanan sedang berlangsung di Porto Alegre untuk mencegah bentrokan antara kedua belah pihak.
Helikopter akan dikerahkan untuk patroli ke gedung pengadilan, sementara kapal-kapal perang dikerahkan guna melindunginya di sungai terdekat. Namun demikian, Lula tidak akan hadir di pengadilan, dan diperkirakan akan mengikuti hasilnya dari rumahnya, di Sao Paulo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News