medcom.id, Washington: Seorang mantan prajurit Amerika Serikat (AS) mengaku bersalah merekrut penembak jitu atau sniper internasional untuk dijadikan pembunuh bayaran.
Joseph Manuel Hunter, yang kerap disebut 'Rambo', mengaku berkonspirasi melakukan pembunuhan terhadap seorang penegak hukum. Dia juga didakwa atas kejahatan lain yang berkaitan dengan pembunuhan itu. Demikian diberitakan Sky News, Sabtu (14/2/2015).
Hunter adalah salah satu dari lima mantan prajurit AS yang didakwa pada 2013 lalu, karena bersedia memberikan keamanan kepada pemimpin kartel Kolombia. Namun sebenarnya pemimpin kartel itu adalah informan bagi badan narkotika AS (DEA).
Mantan instruktur penembak jitu tersebut mengumpulkan tim yang terdiri dari Timothy Vamvakias, mantan sniper Jerman Dennis Gogel dan Michael Filter, serta mantan sniper Polandia Slawomir Soborski.
Jaksa penuntut di New York mengatakan, Hunter dan rekannya bekerja sebagai pembunuh bayaran setelah keluar dari militer pada 2004. Dirinya pun dianggap sebagai otak dari beberapa pembunuhan.
Beberapa lokasi tempatnya beroperasi tersebar antara Asia, Afrika dan Karibia. Hunter, Gogel dan Vamvakias sepakat untuk membunuh agen DEA dan seorang informan di Libera untuk bayaran USD800 ribu atau Rp10 miliar (Rp12,725 per USD). Namun pembunuhan tersebut tidak pernah terjadi.
Aksi kejahatan Hunter akhirnya terbongkar. Jika dinyatakan bersalah pada persidangan Mei 2015 mendatang, Hunter bisa dihadapkan pada penjara seumur hidup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id