Pertemuan ini adalah yang pertama kali di antara keduanya. Mereka membahas upaya mendorong peningkatan perdagangan yang adil dan saling menguntungkatan bagi Indonesia dan Inggris, salah satunya di bidang infrastuktur.
Under Secretary sampaikan ketertarikan Inggris untuk meningkatkan kerja sama ekonomi khususnya di bidang infrastruktur, yang disambut baik Menlu RI. Hal ini sejalan dengan sikap kebutuhan Indonesia, mengingat saat ini investasi di berbagai bidang khususnya infrastruktur publik termasuk pelabuhan laut, bandara, galangan kapal, kereta api di Indonesia khususnya bagian Timur, sedang ditingkatkan.
Pada pertemuan Presiden RI dan PM Inggris pada April lalu, kedua negara sepakat memperkuat kemitraan dan mendorong peningkatan perdagangan bilateral, investasi, penanggulangan radikalisme dan promosi toleransi, kerja sama ekonomi kreatif, energi, infrastruktur, transparansi dan anti korupsi.
Selain isu-isu perdagangan dan investasi, Menlu RI dan Under Secretary juga membahas kerja sama dalam upaya menghadapi ekstremisme dan terorisme. Menlu RI juga mengapresiasi komitmen Inggris yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi serta toleransi, salah satunya melalui kerja sama dengan BDF, IPD serta masyarakat dan pemuka agama.
Indonesia juga menyampaikan harapan adanua dukungan Inggris untuk pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
Nilai perdagangan Indonesia-Inggris pada 2015 mencapai USD2,3 miliar, dengan surplus Indonesia sebesar USD708 juta. Inggris merupakan investor terbesar ke-2 di Indonesia dari kawasan Eropa, dan ke-10 dari seluruh dunia (2015). Pada 2015, investasi Inggris mencapai USD503,2 juta dalam 267 proyek.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News