Warga mencoba senjata api dalam sebuah pameran di Kentucky, AS, 21 Mei 2016. (Foto: AFP/SCOTT OLSON)
Warga mencoba senjata api dalam sebuah pameran di Kentucky, AS, 21 Mei 2016. (Foto: AFP/SCOTT OLSON)

NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror

Willy Haryono • 15 Juni 2016 14:48
medcom.id, Washington: Asosiasi Senapan Nasional Amerika Serikat atau NRA telah menyalahkan "kebijakan politik" Presiden Barack Obama atas penembakan massal di Orlando. NRA menegaskan aturan ketat pengendalian senjata api tidak dapat menghentikan serangan teror berikutnya. 
 
Sejak 49 tewas dan 53 lainnya terluka dalam serangan di kelab malam Pulse, Obama dan juga kandidat capres Hillary Clinton yang sama-sama dari Partai Demokrat mendorong aturan ketat pengendalian senjata api dan larang menjual senapan serbu. Di senat, kubu Demokrat membuat serangkaian proposal aturan senjata api agar dapat disahkan secara resmi.
 
Namun upaya Demokrat belum membuahkan hasil hingga saat ini, karena sebagian besar isi senat adalah pejabat Partai Republik yang cenderung mendukung penegakan Amandemen Kedua mengenai senjata api.

"Cukup. Tidak perlu lagi ada bicara soal tindakan tegas terhadap terorisme. Kita harus tegas terhadap terorisme dan juga berhenti membuat teroris dengan mudah membeli senapan serbu di negara ini," ujar Obama, seperti dilansir independent.co.uk, Rabu (15/6/2016). 
 
Namun dalam editorial USA Today, Direktur Eksekutif NRA Chris Cox menuliskan bahwa upaya apapun untuk mengganggu Amandemen Kedua harus membuat warga AS "ketakutan."
 
"Mereka putus asa dan menciptakan ilusi bahwa yang mereka melakukan sesuatu untuk melindungi kita, karena kebijakan mereka tidak akan membuat kita aman," tutur Cox. 
 
Omar Mateen, pelaku penembakan massal di Orlando, adalah warga AS keturunan Afghanistan. Dia pernah bekerja di sebuah perusahaan keamanan G4S dan sempat diawasi Biro Investigasi Federal (FBI) atas keterkaitan dengan terorisme. Pemeriksaan FBI dihentikan karena tidak ditemukan bukti yang dapat menjerat Mateen. 
 
Menurut data Gun Violence Archive, terdapat 135 penembakan massal di AS sejak awal 2016. NRA mengaku tidak yakin adanya peningkatan aksi kekerasan terkait senjata api. 
 
Cox menyinggung aksi teror di San Bernardino, Brussel dan Paris, dan mengatakan "larangan" membeli senjata tidak akan bisa mencegah tragedi tersebut. 
 
NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror
Logo NRA. (Foto: AFP)
 
"Warga pemilik senjata api yang taat hukum sudah lelah karena terus disalahkan atas aksi teroris. Senapan semi-otomatis adalah senjata api paling populer di Amerika untuk olahraga menembak, berburu dan membela diri," ungkap dia. 
 
NRA masih menjadi bahan lobi besar di pemerintahan pusat. Donald Trump, kandidat capres dari Republik, belum lama ini berjanji tidak akan membiarkan Demokrat melarang "hak" warga Amerika dalam memiliki senjata api. Sementara kubu Demokrat terus mendorong adanya aturan ekstra ketat untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya aksi teror di Negeri Paman Sam.
 
Penembakan Massal
 
NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror

Bendera AS dipasang di lokasi penembakan massal di San Bernardino, California. (Foto: AFP)
 
Berdasarkan data Gun Violence Archive, terdapat 330 penembakan massal di AS sepanjang 2015. Archive mengklasifikasikan penembakan massal saat jumlah korban tewas atau luka mencapai empat ke atas di luar pelaku
 
Tidak ada sumber resmi dari pemerintah yang mencatat penembakan massal di AS, dan jumlah yang dicatat sejumlah grup NGO biasanya beragam. Sebagai contoh, situs Mass Shooting Tracker melibatkan pelaku penembakan dalam jumlah korban tewas. Alhasil, situs tersebut melaporkan adanya total penembakan massal di AS mencapai 355 setelah tragedi di San Bernardino, California. Mass Tracker mencatat angka terakhir penembakan massal di 2015 adalah 371. 
 
Data yang sama menunjukkan terdapat 176 penembakan massal hingga sejauh ini di tahun 2016, termasuk Orlando. 
 
Kepemilikan Senjata Api
 
NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror
Warga AS memilih senjata api di sebuah toko. (Foto: AFP)
 
Jumlah senjata api yang dimiliki warga sipil di AS mencapai 270 juta, yang diambil dari data estimasi Small Arms Survey asal Jenewa. Angka tersebut menunjukkan adanya 89 senjata api untuk 100 warga AS, dan lebih dari satu senjata untuk masing-masing orang dewasa. Ini merepresentasikan sekitar 42 persen dari total kepemilikan senjata api di dunia, meski populasi AS hanya lima persen dari total seluruh penduduk Bumi. Tidak ada negara lain yang warga sipilnya memiliki senjata api sebanyak AS. 
 
Namun, jumlah keluarga AS yang memiliki senjata api dilaporkan menurun. Laporan dari National Opinion Research Centre menunjukkan 31 persen keluarga di AS mengaku masih memiliki senjata pada 2014. Puncak tertinggi kepemilikan senjata api di AS adalah pada 1977, saat 50,4 persen keluarga mengaku memiliki senjata. 
 
Kejahatan terkait Senjata Api
 
NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror

Ilustrasi senjata api. (Foto: AFP)
 
Angka rata-rata pembunuhan yang menggunakan senjata api di AS adalah 3,3 per 100 ribu orang pada 2009. Ini merupakan data komprehensif dari agensi PBB UNODC. 
 
Jumlah ini lebih tinggi dari banyak negara yang juga berada dalam daftar UNODC, termasuk Kanada (0,5) dan Inggris (0,1). Sebagian besar negara Eropa memiliki angka rata-rata di antara Inggris dan Kanada. 
 
Namun AS tidak memiliki angka tertinggi dalam kejahatan terkait senjata api dalam data UNODC. Angka tertinggi berada di Honduras dengan 57,6 per 100 ribu orang. Beberapa negara lain juga lebih tinggi dari AS, termasuk Meksiko (7,9) dan Kolombia (28,1). 
 
Data dari Pew Research Centre menunjukkan angka kejahatan terkait senjata api di AS telah menurun dari puncaknya sebesar 7,3 pada 1993, namun hingga saat ini jumlahnya masih relatif stabil. 
 
Pembunuhan dengan Senjata Api
 
Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), jumlah pembunuhan dengan senjata api di AS pada 2014 adalah 10.945. Pembunuhan dengan senjata api di AS angkanya relatif stabil sejak 2000, biasanya di kisaran 11 ribu hingga 12 ribu per tahun. 
 
Angka dari Gun Violence Archive menunjukkan sejauh ini di tahun 2016, kekerasan senjata api di AS telah menewaskan 5.967 orang dan melukai 12.251 lainnya. 
 
Bunuh Diri
 
NRA: Pengendalian Senjata Api Tidak akan Hentikan Aksi Teror

Senjata api tipe revolver. (Foto: AFP)
 
Angka bunuh diri dengan menggunakan senjata api di AS adalah 21.334, data yang juga diambil dari CDC. 
 
Bunuh diri mewakili 66 persen dari total kematian terkait senjata api di AS pada 2014. Angka rata-rata bunuh diri dengan senjata api di AS relatif stabil sejak 2006, yang pada saat itu mencapai 16.883. 
 
Secara total, terjadi 42.773 kasus bunuh diri di AS pada 2014, yakni dengan rata-rata 13,41 per 100 ribu orang. Bunuh diri dengan senjata api merupakan separuh dari total angka tersebut, dengan rata-rata 6,69 per 100 ribu orang. 
 
Sebagai perbandingan dengan data statistik terbaru, Kanada memiliki angka rata-rata bunuh diri 11,3 per 100 ribu orang pada 2012, namun hanya 1,4 persennya melibatkan senjata api.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan