Baca juga: Pasar di Suriah Dihantam Serangan Udara, 19 Orang Tewas.
Pada Senin, serangan udara dan darat dari pasukan pemerintah Rusia dan Suriah di Provinsi Idlib menewaskan 59 orang, termasuk 38 warga sipil di pasar di kota barat laut Maaret al-Numan, menurut kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights (SOHR).
Tiga anak dan tiga wanita termasuk di antara warga sipil yang tewas dalam apa yang disebut oleh organisasi yang berbasis di Inggris itu sebagai pembantaian terburuk provinsi sejak akhir April. Rezim Rusia dan Assad melanggar perjanjian gencatan senjata dan kembali melakukan serangan udara di provinsi yang dikuasai pemberontak.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Morgan Ortagus mengatakan bahwa serangan udara berlanjut oleh rezim Assad selama tiga bulan terakhir di barat laut Suriah telah mengguncang kawasan itu dan menggusur setidaknya 330.000 orang dalam beberapa bulan terakhir. Itu juga menunjukkan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad percaya pada militer solusi untuk perang saudara yang sedang berlangsung di negerinya.
"Serangan oleh Rusia dan rezim Assad ini terus dengan sengaja menyerang infrastruktur sipil -- yang merupakan pelanggaran terang-terangan hukum internasional -- menyasar fasilitas medis yang koordinatnya telah dibagikan oleh PBB, dalam upaya melindungi warga sipil," katanya. "Serangan oleh Rusia dan rezim Assad juga terus membunuh dan melukai para kemanusiaan seperti pengemudi ambulans, pekerja kesehatan, dan relawan White Helmets," sambungnya, disiarkan dari UPI, Rabu 24 Juli 2019.
Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan bahwa pihaknya telah melakukan serangan ke Maaret al-Numan. Seraya menyebutnya dalam sebuah pernyataan sebagai "hoaks," seperti dilaporkan kantor berita TASS yang dikelola pemerintah Rusia.
"Penerbangan gugus tugas udara Rusia tidak menyelesaikan misi di wilayah Republik Arab Suriah itu," kata kementerian itu.
Namun, AS menyebut serangan udara bagai "tindakan putus asa."
"Kami menyerukan Rusia dan rezim Assad agar kembali ke gencatan senjata di daerah itu dan memungkinkan akses tanpa hambatan untuk mengatasi bencana kemanusiaan yang disebabkan oleh serangan udara," kata Ortagus.
Provinsi Idlib berada di bawah tekanan besar akibat serangan udara ini, menyebabkan kepala 11 organisasi kemanusiaan global pada akhir Juni memperingatkan bahwa Idlib berada "di ambang mimpi buruk kemanusiaan yang tidak seperti apa pun yang pernah kita saksikan pada abad ini."
"Segenap upaya perlu dilakukan untuk melindungi warga sipil," kata Najat Rochdi, penasihat senior kemanusiaan untuk Utusan Khusus AS untuk Suriah. "Prinsip dan nilai-nilai universal harus menang ketika begitu banyak nyawa tak berdosa dipertaruhkan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News