Kementerian Pertahanan AS mengumumkan kematian Prajurit Spesialis Clayton James Horne pada Senin 19 Agustus 2019. Kemenhan AS atau biasa juga disebut Pentagon tidak menyebutkan detail seputar kematian Horne.
Namun, Kantor Sheriff Winn Parish, yang mempekerjakan Horne, mengatakan bahwa pemuda asal Atlanta itu meninggal akibat terjatuh dari sebuah menara. Saat ini militer AS sedang menginvestigasinya.
"Clayton adalah seorang deputi yang luar biasa. Kami semua menunggu dirinya menyelesaikan tugas dan kembali bekerja di kantor sheriff," ungkap sebuah tulisan di laman Facebook milik Winn Parish.
"Tolong doakan juga keluarga serta sahabat-sahabatnya di tengah masa berkabung ini," sambungnya, dirilis dari UPI.
Horne pernah ditugaskan bersama Unit Polisi Militer ke-351, Batalyon Polisi Militer ke-160 di Ocala, Florida. Dia dikirim ke Arab Saudi sebagai bagian dari operasi militer bertajuk Operation Inherent Resolve.
Juli lalu, Pentagon mengaku tengah mengirim pasukan ke Arab Saudi untuk melindungi kepentingan Amerika dari "ancaman kredibel."
Pengiriman dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran terkait keamanan pelayaran di Teluk Arab.
Arab Saudi mengonfirmasi bahwa Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud telah menyepakati pengiriman pasukan AS "untuk memperkuat keamanan dan stabilitas kawasan."
Pasukan AS sudah tidak ada lagi di Arab Saudi sejak 2003 setelah ditarik mundur di akhir perang Irak. Kehadiran militer AS di Arab Saudi diawali dengan Operation Desert Storm pada 1991, saat Irak menginvasi Kuwait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News