Di tengah kekhawatiran mengenai masa depan pangkalan udara krusial milik AS di Qatar, Trump menyambut kedatangan Emir Tamim bin Hamad Al-Thani di Oval Office.
"Dia adalah teman saya," ungkap Trump. "Dia adalah pria hebat," lanjutnya, seperti disitat AFP.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih usai pertemuan, disebutkan bahwa "kedua pemimpin mendiskusikan upaya gabungan menyelesaikan sejumlah perjanjian komersial yang akan menciptakan lebih dari 50 ribu lapangan pekerjaan."
"Kedua pemimpin juga mendiskusikan isu Suriah serta pengaruh Iran dan Rusia di negara tersebut."
Satu tahun lalu, persahabatan kedua negara tidak sehangat sekarang. Trump memutuskan mengikuti langkah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam bersikap keras terhadap Qatar. Trump mendorong Qatar kala itu untuk mengurangi hubungan dengan Iran dan berhenti mendanai ekstremisme.
Awalnya Trump mendukung embargo ekonomi yang dijatuhkan Arab Saudi beserta sekutunya terhadap Qatar. Namun sejumlah ajudan Trump meyakinkan dirinya agar bersikap lebih moderat terkait nasib Pangkalan Udara Al Udeid yang berperan penting dalam kepentingan AS di Timur Tengah.
Emir Tamim mengatakan bahwa Trump "telah sangat membantu mendukung negara kami selama embargo ini." Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat AS karena telah "sangat mendukung" Qatar.
Trump memuji pembelian perangkat militer oleh Qatar. "Mereka telah membeli banyak peralatan dari kami, banyak pesawat militer, misil dan lainnya," tutur Trump.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News