Mereka mendesak diakhirinya kebrutalan polisi terhadap warga, setelah seorang pria kulit hitam tewas akibat luka yang dialami saat penahanan petugas di Baltimore.
Jumlah pendemo terbanyak berada di Baltimore. Didominasi pemuda kulit hitam, mereka memblokade beberapa blok kota dan bergerak menuju kantor wali kota.
Pemandangan serupa terlihat di New York, Washington dan Boston. Meski jumlahnya banyak, jalannya demo relatif damai tanpa diwarnai aksi kekerasan.
"Kami memprotes ketidakadilan polisi terhadap pria kulit hitam. Polisi rentan menarik senjatanya, dan kita harus menghentikan itu," ucap Jonathan Brown, 19, seorang mahasiswa asal Universitas John Hopkins, pada AFP.
Sebagian pengunjuk rasa terlihat mengangkat papan protes, salah satunya bertuliskan, "polisi pembunuh layak dipenjara." Terdapat beberapa yang mengenakan kaus bertuliskan, "pengawas Amnesty International."
Sekitar 2.000 anggota Garda Nasional AS sudah membanjiri Baltimore pekan ini. Wali Kota Baltimore sudah memberlakukan jam malam sepanjang pekan untuk mengantisipasi kerusuhan yang mungkin terjadi kembali.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News