"Apakah penting untuk mengetahui siapa yang meretas data ini? Hal yang penting adalah konten yang dibeberkan ke publik," kata Putin, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/9/2016).
Hampir 20 ribu surel para pejabat Partai Demokrat yang diretas bocor hanya sehari menjelang konvensi Partai Demokrat yang dimulai pada 25 Juli lalu.
Konvensi partai itu akan meresmikan Hillary Clinton sebagai calon presiden dari partai itu dan melawan Donald Trump dari Partai Republik.
Ribuan surel bocor tersebut mengungkapkan bahwa pejabat Demokrat lebih banyak yang mendukung Clinton, dari pada Bernie Sanders, yang juga sebelumnya adalah kandidat calon presiden dari Demokrat.

Obama dan Putin/Reuters
Beberapa sumber dan pejabat AS menuding peretas Rusia ada di balik kasus bocornya ribuan surel ini. Putin bahkan disebut-sebut mengetahui proses peretasan ini.
"Tak ada gunanya mengalihkan perhatian publik dari inti masalahnya dengan mengangkat beberapa isu kecil yang terkait dengan pencarian siapa yang melakukannya," ucap Putin.
"Saya ingin mengatakan lagi kepada kalian, saya tidak tahu apa-apa tentang semua ini dan pada tingkat negara, Rusia tidak pernah melakukannya," tegasnya lagi.
Bukan hanya bocornta surel Partai Demokrat, Rusia juga dituding menjadi dalang di balik peretasan terhadap tim kampanye Clinton dan Trump. Beberapa pejabat bahkan menyebut Rusia ingin mempengaruhi proses pemilu AS.
Sebelumnya, Presiden AS, Barack Obama pun sempat mengatakan akan berbicara dengan Putin jika Rusia memang benar bertanggung jawab atas peretasan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News