"Kami saat ini menilai ada satu pria bersenjata yang melakukan serangan ini. Belum ada penangkapan yang dilakukan dalam kasus ini. Kami berusaha keras untuk mengungkap motifnya," terang Rachel Rojas, agen khusus yang bertanggung jawab atas kantor FBI di Jacksonville, dilansir dari Bernama, Senin 9 Desember 2019.
"Kami bekerja dengan anggapan (tindakan) ini adalah tindakan terorisme," imbuh Rojas.
Menurut Rojas, pelaku tunggal menembak menggunakan pistol Glock model 45 9 milimeter yang dibelinya secara legal.
FBI telah mengidentifikasi penembak bernama Mohammed Alshamrani, 21, seorang letnan kedua di Royal Saudi Air Force yang berada di pangkalan untuk pelatihan penerbangan. Tembakan mematikan Alshamrani menewaskan tiga orang dan melukai delapan lainnya.
Sementara itu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menelepon Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menyampaikan belasungkawa.
"Raja Salman baru saja menelepon untuk menyatakan belasungkawa yang tulus dan menyampaikan simpatinya," ujar Trump.
Trump menambahkan, menurut Raja Saudi, penembakan itu tidak mewakili perasaan warga mereka.
Serangan terjadi pada Jumat pekan lalu. Ini merupakan penembakan kedua di fasilitas militer AS dalam sepekan terakhir.
Penembakan sebelumnya terjadi pada Rabu 4 Desember lalu dan menewaskan tiga orang termasuk pria bersenjata itu di Pearl Harbor Naval Shipyard, Hawaii.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News